HARI RAYA DISKIP AJA!
Tahun 2022 ini tahun kedua hari raya
tanpa ibu dan tahun keenam tanpa bapak bersama keluarga. Lengkaplah sudah. Orang
tua tak ada, mertua pun tak ada. Dan akhirnya, momen hari raya serasa hampa.
Bagi saya, hari raya itu event
berkumpul keluarga yang sangat menyenangkan, setelah setahun tak bertemu dan
hanya berkirim kabar lewat dunia maya. Bersalaman dan sungkem meminta maaf pada
ibu dan bapak selepas salat id. Setelah itu bersalaman dengan sesama saudara.
Dilanjut dengan makan bersama. Lontong dan opor ayam, menu istimewa yang hanya nikmat
disantap saat lebaran tiba.
Dulu saat mertua masih hidup, saya
selalu bergantian menghabiskan hari raya di rumahnya. Jika tahun ini di rumah
mertua, maka tahun depan di rumah orang tua saya. Beda keluarga, beda
tradisinya. Namun itulah yang justru membuat kangen momen ini.
Dan kini, saat mereka semua tak ada,
rasanya tidak penting perayaan ada hari raya? Hanya mengingatkan pada hadirnya orang
tua yang telah tiada. Yang ada nanti malah derai air mata.
Saat masih ada ibu dan bapak dulu,
saya selalu menyambut hari penting ini dengan persiapan yang paripurna. Mulai
dari membersihkan rumah hingga ke sudut-sudutnya. Juga belanja kue-kue lebaran.
Belum lagi beli baju baru untuk semua anggota keluarga bersama ibu. Ritual-ritual seperti
orang kebanyakan. Memenuhi toko, berjejalan, macet, dan lainnya sambil
berpuasa, dulu hal yang sangat biasa.
Sekarang saya merasa buat apa beli
baju baru, buat apa memesan kue, ataupun membersihkan rumah sampai malam hari,
jika esensi dari hari raya itu tak lagi saya jumpai. Ya. Bagi saya ruhnya hari
raya adalah momen dengan orang tua. Dan sekarang mereka semua telah pergi
menghadap-Nya. Semoga rajutan doa bisa mengurai rindu saya pada mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar