Akhir Bhasundhara
Lemah Bhasundhara membuka mata. Sakit yang dideritanya tak kunjung pergi. Jantungnya serasa ditusuk-tusuk setiap menjelang matahari terbenam. Saat tengah malam, dadanya seperti dihempas batu besar, membuatnya sesak napas. Dan ketika fajar mulai datang, tubuhnya panas seakan terbakar.
Amrita, buah hati Bhasundhara dengan Dachen, yang lebih dulu berpulang menuju nirwana, begitu telaten merawat ibunya. Amrita tak tahu sakit macam apa yang diderita sang ibu. Seorang Lama memberitahunya saat ia sedang berdoa di kuil, bahwa ibunya kena guna-guna.
Amrita meneliti siapa gerangan yang tega melakukan ini pada ibunya.
"Amrita, kemarilah. Tak usah kau bersedih. Ibu baik-baik saja. Jangan risau. Buanglah semua rasa curiga mu. Ibu tau nak. Kenapa ibu sampai begini. Jika kau ingin tau, maka ibu akan mengatakannya. Tapi berjanjilah, bahwa kau tak akan menaruh dendam pada orang itu."
"Baiklah ibu"
"Nak, selalu ingatlah bahwa dimana bumi dipijak, disitulah langit dijunjung. Hormatilah tradisi leluhur, juga masyarakat kita. Kita ini orang Tibet, yang tak bisa menghindari pemakaman langit sampai kapanpun. Jika kau tak mau dimakamkan seperti tradisi masyarakat kita, kamu bebas untuk pergi kemanapun kau mau."
Ayahmu adalah salah satunya yang menolak sky burial
Celaka
Ibundinguna guna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar