Suratku untuk Dunia
Aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri saat ayahku dihukum gantung. Tahun 2006 memang sudah lama berlalu. Namun bagiku semuanya masih seperti kemarin.
Ayahku, orang-orang memanggilnya Saddam Hussein. Dia adalah penguasa Irak yang termasyur di jamannya. Banyak yang memuja, sekaligus membencinya. Namun aku tak peduli dengan penilaian manusia.
Ayah bagiku adalah sosok yang sempurna. Meskipun dia sangat sibuk dengan urusan negara, tapi dia masih menyempatkan diri menemaniku bermain saat aku masih kecil. Ayah juga yang mengantarkanku pergi ke sekolah. Juga yang menanya bagaimana hariku. Apakah aku senang ato ada yang menganggu.
Saat liburan tiba, ayah mengajak semua amggota keluarga naik kapal pesiar pribadi. Kapal ini diberi nama Al Mansur. Kapal ini bukan sekadar kapal pesiar pada umumnya. Ayahku mendesain sendiri detail didalamnya. Kamar tidur berjumlah banyak berjajar berderet rapi. Pemandangan didalamnya tak ubahnya kamar hotel bintang lima. Dihiasi emas dan bantal-bantal empuk berbulu angsa. Kamar mandi dalam nya mewah bak pemandian putri raja.
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar