Hidupku sampai saat ini bisa dikata bahagia. Aku tak pernah kekurangan harta. Pun juga wanita. Papa bahkan memberiku ATM silvernya, bebas tarik tunai dimanapun kapanpun berapapun.
"Kamu papa jodohkan dengan putri sahabat papa. Namanya Paulina. Papa dengar dia satu kampus denganmu. Dia kuliah di jurusan hubungan internasional. Carilah dia, bangun awal yang baik. Jangan macam-macam. Papa sudah berhutang banyak pada pak Hartanto, ayah Paulina. Bahkan yang kita dapat hingga detik ini adalah berkat pertolongan beliau." Bak petir disiang bolong saat papa bilang perjodohan. Enteng banget. Tapi efeknya parah banget. Aku tidak bisa tidur semalam suntuk.
"Kenapa aku harus menikah dengannya Pa? Papa tahu kan aku sudah punya pacar? Kalau aku ga mau gimana?" Sebisa mungkin aku layangkan protes ke papa.
"Kalau begitu kamu pilih saja dua option dari Papa. Satu, menikah dengan Paulina, kau menjadi pewaris satu-satunya. Atau kamu pilih pacarmu itu, tapi tercoret dari daftar KK." Keras tapi lembut sekali ancaman papa.
Aduduh papa ini gimana sih. Demi anak orang rela meniadakan anak sendiri. Padahal aku sudah terlanjur nembak Angela.
Angela, pacar baruku yang cantik. Aku sudah mengejarnya beberapa bulan belakangan ini. Dia satu jurusan denganku. Lembut dan manja. Benar-benar menggemaskan.
Paulina? Aku tak tahu apa-apa tentang dia. Dulu pernah waktu masih kecil aku diajak papa ke rumahnya. Om Hartanto orangnya memang baik. Apalagi Tante. Pintar masak dan bikin kue. Anaknya juga ramah. Mainannya banyak banget. Aku sempat ga mau pulang karena sibuk bermain. Tapi itu dulu.
Aku tak akan melepas Angela begitu saja. Kuraih dengan susah payah kenapa harus kulepas? Tapi bagaimana dengan Paulina? Arrrggg pusing aku dibuatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar