POV Joni
Sudah jam 14 tapi Paulina belum muncul. Kemana sih anak ini? Jangan-jangan dia tak membaca pesanku. Kucek kembali ponsel. Centang biru. Berarti dia sudah baca. Biarlah aku tunggu saja. Mungkin dia lagi sibuk.
Pukul 15.00 Paulina belum muncul.
Pukul 16.00 kemana sih anak ini.
Pukul 17.00 perpustakaan mulai sepi.
Pukul 17.30 perpustakaan menggelap. Kudengar langkah gradakan menaiki tangga. Hmmm...mungkinkah ini dia?
Aku sembunyi agar dia tak melihatku. Kulihat seorang gadis berkerudung celingak celinguk seperti mencari seseorang. Apakah itu Paulina ? Sekarang dia berkerudung? Mungkin dia bisa diajak kompromi. Eh...bukankah dia gadis yang biasanya aku goda saat melintas di kampus sastra?
Kuputuskan keluar dari tempat persembunyian. Kulambaikan tangan memberi isyarat keberadaan.
Kupandangi gadis berjilbab bunga-bunga ungu itu saat berjalan. Anggun sekali. Dipadu dengan tunik polos warna senada dan celana kain hitam, sangat elegan. Tanpa kusadari jantungku berdegup kencang.
Paulina, teman masa kecilku ternyata kini tumbuh menjadi gadis jelita yang taat. Sesungguhnya aku akan benar-benar merugi jika menolak takdir indah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar