Selasa, 05 Maret 2024

day 2 - memahami karakter


Belajar Memahami Karakter

Setiap dari kita adalah guru, dan setiap guru harus belajar.

Pelajaran berharga kali ini datang dari salah satu siswa yang acap kali dianggap lakon dikelasnya.

Sebut saja namanya Adam. Saya mengajar di kelas si Adam baru di kelas XI. Awalnya sempat kaget pake banget. Kok ada ya murid model seperti ini? Hampir di setiap jam mapel saya dia selalu tidur. Baju selalu dikeluarkan, tidak pakai sepatu, dan tingkah polah nya yang lain sempat membuat saya naik pitam, namun selalu tertahan.

Satu semester berjalan tidak ada perubahan. Saya pun tak kehabisan akal. Saya putar otak agar tempat duduknya tak lagi di bangku belakang. Juga memisahkan dia dengan dua teman bestinya. 

Kutemukan cara duduk sesuai nilai ulangan harian. Walhasil, si Adam ini duduknya di depan, dekat meja guru. Lega lah saya bisa memantau perkembangan nya. 

Satu bulan berlalu hingga keputusan mengatur tempat duduk model itu tak terlalu bermanfaat. Siswa yang duduk di depan, saat bertanya, tak bisa mendapat jawaban yang memuaskan karena teman duduk di dekat nya setali tiga uang kemampuannya. 

Sharing singkat dengan seorang teman sejawat membawa saya untuk mengubah pola tempat duduk yang berbeda pada ulangan berikutnya. Nilai terendah sebangku dengan nilai tertinggi, dan seterusnya. Hasilnya belum terlihat karena masih dalam proses. 

Namun pada intinya saya menemukan beberapa hal. 
Satu, bahwa memahami karakter siswa itu sangat penting. Siswa dengan sikap yang nyeleneh, biasanya adalah bentukan pola asuh dari keluarganya di rumah.  Seperti apa dia, seperti itu jugalah orang tuanya. Tak bisa kita mengubah dia dalam satu malam.

Dua, siswa yang sering melanggar aturan sekolah, biasanya adalah siswa yang di rumahnya tak ada rasa nyaman penuh kehangatan dan kebahagiaan. Akhirnya, mereka mencari perhatian di sekolah dengan cara mereka sendiri, mencari gara-gara.

Tiga, siswa merasa tidak punya passion di mapel yang kita ampu. Akhirnya bermalas-malasan dan tidur. 

Empat, gurunya monoton. Tidak punya usaha / greget membuat media / materi / model kreatif yang menambah semangat belajar.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar