Belum hilang penatnya mencuci bidang perikanan, mata ini segera berpindah melihat persayuran dan perbumbuan. Mereka juga dari tadi menungguku memakaikan baju. Alias di bungkus kertas dulu, baru plastik, terus di lanjut masuk lemari pendinginan.
Food preparation selalu kulakukan seminggu sekali agar tak gedandapan setiap pagi. Pukul 6 sarapan siap, bekal sekolah pun sudah menanti.
Aku tak lagi mengandalkan warung sayur tetangga gara-gara aku pernah sakit hati.
Enak Yo Bu Evin itu, nampani bayaran papat. Bayarane Dewe, bojone, pensiune ibuke, pensiune bapake.
Hah??? Hellooooo?
Begitulah salah satu ulah netijen. Ada saja yang dijadikan bahan gosipan. Mungkin mulutnya gatel jika ga ada yang diomongin. Tapi Yo aneh kan. Ngapain juga kau hitung gaji tetangga. Doohhh kah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar