PESONA BERBAHAYA
PoV
Sri Sudewi
Aku telah berhasil membuat Hayam
Wuruk tunduk. Minimal, meskipun aku tak pernah ada di hatinya, kedudukanku
sebagai permaisuri telah diresmikan dengan diberi gelar “Padukasori.” Dihadapan
patih, para menteri, dan keluarga kerajaan, titel itu disematkan dalam sebuah
upacara sakral.
Aku turut pula diajak serta dalam
kunjungan-kunjungan kerajaan ke berbagai daerah kekuasaan Majapahit.
Diantaranya yaitu ke Sumatra, Kalimantan, Semenanjung Tanah Melayu, dan sebelah
Timur Jawa. Baru kutahu bahwa yang mulia sering melakukan kunjungan ini tak
lain karena beliau ingin menjalin hubungan dekat dengan rakyatnya. Pantas saja
dimanapun kami datang, rakyat mengelu-elukannya.
Yang mulia baginda juga membiarkanku
ikut dalam sidang pengadilan kerajaan. Aku melihat langsung bagaimana arifnya
dia memimpin jalannya sidang, dan membuat keputusan. Hukuman ringan, sedang,
dan berat benar-benar dipertimbangnkan dengan bijak. Semakin lama mengikuti
keseharian sang raja, aku semakin paham apa saja tugas dan peran seorang raja.
Aku belajar semuanya dengan cepat.
Sejak kecil, aku telah terbiasa berpikir di ranah pemerintahan. Mungkin karena
aku tinggal di llingkungan istana, belajar dengan guru-guru terbaik kerajaan,
dan sering membaca di perpustakaan. Sekarang, semua teori yang dulu hanya bisa
bersemayam di kepala, kini kuhadapi di dunia nyata. Aku menuliskannya dalam
sebuah diary lontar. Berisi catatan-catatan pribadiku tentang segala hal. Mulai
dari isi hati hingga kecamuk pemikiran.
Hari itu sang raja sedang sakit.
Entah kenapa tiba-tiba badannya demam, panas dingin bergantian. Padahal hari
itu dia sedang ada jadwal sidang pencurian ayam. Antara berangkat menuju ruang
pengadilan atau tidak, kulihat dia kebingungan.
“Kang Mas Raja, lebih baik anda
beristirahat saja. Biar aku yang menggantikan di ruang sidang. Percayalah, aku
akan mengeluarkan semua kemampuanku. Paduka tak akan kecewa.” Aku berkata
meyakinkan.
Karena memang sedang lemah, baginda
pun menyetujui usulku. Dan berangkatlah aku, untuk pertama kalinya, mewakili
maharaja, menjadi penentu kebijakan di pengadilan. Aku akan berusaha menjadi
yang terbaik. Ini adalah pintu pertama menuju kesuksesan selanjutnya. Dari
sidang menuju pemerintahan kerajaan. Hahahaha... Hidup ini ternyata selain
indah, juga sangat mudah!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar