Bagian 12
PoV Hayam Wuruk
Ini sudah hari ketujuh pesta
perkawinanku. Tamu-tamu dari kerajaan tetangga masih saja berdatangan. Perjamuan
masih belum selesai. Rombongan raja se-nusantara, datang memberi ucapan
selamat, sambil membawa hadiah beraneka rupa. Aku sempat melihat beberapa punggawa
bahkan kerepotan menerima dan menatanya di gudang istana. Beberapa diantaranya
seperti beberapa set peralatan makan dari emas permata. Ada pula tumpukan hasil
bumi. Bahkan tak sedikit yang mengirimkan wanita-wanita.
Aku sedang berbicara dengan raja dari tanah Melayu, saat Sri Sudewi mendekatiku sambil membawakan minuman.
“Yang Mulia, minumlah dulu. Jangan
terlalu memaksakan diri. Kulihat, paduka hari ini nampak sedikit pucat.
Beristirahatlah, biar hamba saja yang menemui tamu undangan.” Sambil tersenyum
menawan, Sri Sudewi berkata.
Tanpa berpikir panjang, dan karena
aku memang sedang kehausan, kuminum air di gelas yang diulurkannya hingga
tandas. Sungguh aku benar-benar tak menyangka bahwa inilah awal dari semua
malapetaka.
Sesaat kemudian kurasakan kepalaku
pusing. Aku pamit undur diri, dan ditemani beberapa pengawal, aku kembali ke kamarku.
Aku segera merebahkan tubuhku diatas ranjang, dan langsung tertidur lelap.
Saat aku mulai membuka mata, aku
hanya melihat keremangan. Entahlah sudah berapa lama aku pulas. Perlahan
kukumpulkan kesadaran. Saat aku membalikkan badan, aku terkejut bukan kepalang.
Sri Sudewi sudah ada di sebelahku. Kini dia menatapku, tersenyum sambil
berkata, “Terima kasih, Kang Mas Raja, atas malam indah yang tidak akan pernah
kulupa.”
Hah!!! Apa-apaan ini? Kurang ajar
sekali dia. Berani-beraninya ada di kamar ini tanpa seijinku. Pelan kuputar
memori. Barangkali aku yang salah mengingat kejadian masa lalu. Kupijat
keningku. Seingatku aku langsung tidur setelah berbincang dengan raja Melayu.
Aha!!! Jadi rupanya minuman itu!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar