Jumat, 08 April 2022

TEMPIAR KASIH - Bag 11

 



MINUMAN UNTUK SANG RAJA

 

PoV Sri Sudewi

 

            Aku tersenyum puas. Acara pernikahanku telah berjalan sukses. Lancar sesuai rencana. Pastilah Kang Mas Raja nanti akan bangga padaku. Kuharap pelan-pelan dia mulai jatuh cinta. Yap! Target pertama berhasil. Pelan tapi pasti. Aku akan merebut tahta kerajaan ini. Akan kubuktikan bahwa seorang Sri Sudewi bukan perempuan sembarangan. Aku juga bisa menaklukkan dunia. Tunggu saja waktunya!

            Mungkin seharusnya aku berterima kasih pada Putri Sunda Dyah Pitaloka. Karena kematiannya benar-benar membawa berkah. Bukan hanya mengantarkanku menjadi permaisuri, namun sekaligus juga menyingkirkan Patih Gajah Mada. Secara tidak langsung, pertempuran di Bubat beberapa minggu yang lalu telah membuat dia dicopot dari jabatannya. Aku akan coba merekomendasikan pamanku, Gajah Enggon, agar segera diangkat menjadi penggantinya. Target kedua semoga berhasil tanpa kendala.

            Target ketiga : aku harus punya anak dari Kang Mas Raja. Karena hanya dengan begitulah aku akan bisa bertahan di istana. Seorang keturunan raja kerajaan besar pasti akan menjadi penerus tahta yang sah. Aku harus segera bertindak.

            “Dayang, cepat kemari!” Aku memanggil seorang dayang yang sedang menyiapkan makan malam.

            “Hamba, Permaisuri,” tergopoh-gopoh dia menemui dan bersimpuh di dekatku. Aduh, panggilan “permaisuri’” itu begitu pas untukku.

            “Lekas bawakan aku minuman untuk yang mulia.” Aku akan mulai beraksi. Aku harus mencampurinya dengan obat perangsang, agar malam ini dia datang. Jika menunggunya benar-benar jatuh cinta, mau berapa lama? Aku sudah tidak tahan lagi.

            Sambil menunggu dayang datang kembali membawa minuman, aku masuk ke peraduan. Aku ingin melihat apakah kamar pengantin raja sudah dihias oleh EO istana. Ranjang pengantin dari besi bersepuh emas, telah diberi kelambu putih. Seprainya berwarna senada, bersih dan telah ditaburi bunga-bunga. Wah, romantisnya! Di sudut kamar, wangi dupa kerajaan sudah disulut. Perlahan ia mengeluarkan aroma menenangkan. Pas sekali. Lilin-lilin kecil yang redup siap menyambut. Perfect !!!

            “Minuman telah siap yang mulia permaisuri,” dayang yang tadi menghampiriku kembali. Kuambil botol kecil yang sedari tadi menyelip di pakaian. Kutuang beberapa tetes ke dalam gelas emas. Warnanya yang bening, menyatu dengan minuman. Aku harus segera memberikannya kepada yang mulia.

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar