Rabu, 06 April 2022

TEMPIAR KASIH - Bag 10

 



PERHELATAN MEGAH


 

PoV Hayam Wuruk

 

            Sudah lima jam aku duduk di pelaminan. Prosesi sakral pernikahan telah usai. Para pendeta pun juga sudah mengakhirinya dengan rapalan doa. Kini aku sudah benar-benar resmi menjadi seorang suami. Kulayangkan pandang ke sebelah kiriku. Sri Sudewi, tersenyum memandangku. Kebahagiaannya terpancar. Kuakui dia terlihat sangat cantik. Namun entah kenapa hatiku tak bergetar sedikitpun. Darahku tak berdesir sedetikpun.

            Kini tiba saatnya kami menerima doa dan ucapan selamat dari para tamu undangan.  Mau tak mau aku harus tersenyum. Senyum terpaksa yang sebenarnya tak ingin kulakukan. Apalagi jumlah tamunya ratusan. Bayangkan saja selama tujuh hari nanti jumlahnya berapa ribuan. Dan aku harus menyungginkan senyuman dari pagi hingga malam. Betapa merepotkan.

            Namun rupanya, hal ini tidak berlaku untuk Sri Sudewi. Sepanjang hari, senyumnya selalu ceria. Sempat terlintas di benakku, tentu saja dia berbahagia. Bisa jadi ini adalah momen yang sangat dia nantikan sepanjang hidupnya. Menjadi permaisuri. Ya. Siapa yang tidak tergiur dengan posisi ini. Disanjung. Di elu-elukan.  Segala perkataannya didengar. Semua perintahnya dituruti. Pakaian yang dikenakannya akan selalu menjadi trend masa kini. Dan segala gerak geriknya diekspos media.

            Aku tahu seluruh acara ini dibawah kendalinya. Dan kuakui dari sisi manajemen acara dia memang handal. Dari sisi keuangan dia sangat teliti. Aku ingin melihat sampai dimana dia berperan dalam mengatur istana. Namun terlepas dari semua itu, hatiku belum bisa menerimanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar