Rabu, 13 April 2022

TEMPIAR KASIH - Bag 18

 Bagian 18



AYANA : SEPARUH NYAWA


PoV Hayam Wuruk

 

            Namanya Ayana. Wajahnya ayu khas wanita Melayu. Tutur katanya lemah lembut. Gerak geriknya halus. Aku teringat pada Putri Dyah Pitaloka. Mereka adalah jiwa yang sama, namun terbungkus dalam raga yang berbeda. Pada diri Ayana aku seperti menemukan kembali sosok kekasih yang telah lama hilang. Dia mampu menyirami jiwaku yang gersang. Hidupku telah dimulai lagi.

            Sejak Ayana merawatku saat sakit beberapa hari yang lalu, aku sering menghabiskan waktu bersamanya. Terutama ketika melewati senja. Bagiku, memandang jingga di langit itu sama seperti menemukan kedamaian yang selama ini kuharapkan. Angin yang berhembus bersamanya  membuat ragaku hidup.

            Aku tak perlu menunggu lama untuk menjadikan  Ayana sebagai pendamping hidupku yang kedua. Meskipun statusnya hanyalah selir raja, namun dia tetap yang kucinta. Hanya berbekal restu ayahanda dan ibunda, aku memboyongnya dari bilik para dayang menuju ke ruangan istana. Aku ingin memulai hidup baru seperti layaknya pengantin baru.

            Aku juga mengajak Ayana dalam berbagai event kenegaraan di negeri seberang. Meskipun Sri Sudewi ada di sana pula, namun kulihat dia tak terlalu peduli. Tak pernah sekali pun kulihat mereka berdua berbincang. Dua orang perempuan itu sama-sama saling tak acuh satu sama lain. Saling tidak menyapa. Namun juga saking tak mengganggu. Seperti ada kesepakatan sunyi.

            Sri Sudewi lebih tertarik mengurus kerajaan dan pemerintahan. Dia aktif bertanya ini itu pada Patih Amangkubumi. Juga pada para Upatiti. Rupanya dia sangat menikmati perannya sebagai permaisuri. Kubiarkan saja dia berbuat semaunya. Aku bisa memantaunya dari sekretaris pribadi kerajaan. Dia selalu melaporkan segala hal tentang pemerintahan. Termasuk apa saja yang telah dilakukan Sri Sudewi. Sejauh ini dia masih menjalankan visi dan misi kerajaan.

            Kebalikan dari Sri Sudewi. Ayana memposisikan diri sebagai seorang istri yang setia melayani suami. Kehadirannya menawarkan kehangatan keluarga, dan indahnya hidup berumah tangga. Kebersamaanku dengannya semakin sempurna saat kutahu dia akhirnya berbadan dua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar