Minggu, 17 April 2022

TEMPIAR KASIH - Bag 22

 

Bagian 22

 


Mantra Sakti Sukma

 

PoV Ayana

 

            Aku Ayana, dari Kerajaan Melayu. Aku berada jauh dari sanak keluarga. Dikirim ke bumi Majapahit sebagai hadiah cuma-cuma. Tak mungkin aku berangkat tanpa membawa bekal apa-apa. Ayah ibuku bahkan menjejali bajuku dengan puluhan mantra. Belum lagi Sri Baginda. Beliau telah menyiapkan kepergianku dengan jurus “Ngrogoh Sukmo” pula. Dan salah satu dari sekian banyak bekalku adalah “Mantra Sakti Sukma,” rapalan jurus penyelamat diri.

            Bola api yang pecah berhamburan di atas atap kamar tengah malam itu adalah teluh yang ditujukan padaku. Beruntung aku belum lelap saat itu. Jika aku sudah tidur, maka bisa dipastikan, aku terkena santet.

            Segera kurapal “Mantra Sakti Sukma” disetiap sudut kamarku. Keliling dari pojok satu ke pojok lainnya, memagari wilayahku dengan mantra-mantra penyelamat. Sisa malamnya kugunakan untuk bersemedi di ruangan pribadi. Kubuka indra ketujuh, untuk mengetahui siapa biang keladi dibalik semua ini. Tak butuh waktu lama, aku bisa melihatnya. Bahwa Dayang Manu  mengendara kuda dari rumah seorang dukun sakti di daerah Banyuwangi. Siapa lagi yang mengutus Dayang Manu kalau bukan boss ratu? Heemmm... ternyata ini arti senyumannya selama ini. Senyuman yang mengandung sejuta makna. Senyumaan licik dan kejam.

           

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar