Bagian 21
AYANA BUKAN SEMBARANG WANITA
PoV
Ayana
1. Beberapa hari ini kulihat Paduka Sori tersenyum saat berpapasan denganku. Entah hal apa yang membuatnya begitu. Apakah dia sudah mulai menerima kehadiranku sebagai madu? Tapi.... Rasanya kok tidak mungkin dia berubah 180 derajat seketika, dalam tempo yang sesingkat-singkatnya pula. Heeemmm... Pasti ada apa-apanya. Pikiranku selalu mengarah ke hal jelek saja.
Tak
hanya tersenyum. Di depan Baginda Raja dia bahkan menyapa dan mengajakku
berbicara. Amboiiii... Ada apa gerangan? Setan mana yang sedang menelusupi
hatinya? Tutur bahasanya haluuussss, sopaaaannn, dan menaruh hormat padaku.
Padahal biasanya? Kebalikan dari semuanya. Siapapun itu orangnya, pastilah akan
berpikiran negatif saat ada perubahan terpampang nyata di depan mata.
Dan...
Apa yang kukhawatirkan akhhirnya terjadi juga. Kamis malam Jum’at legi
tepatnya. Pas sekali waktunya. Saat malam mulai datang merayap, lolongan anjing
penjaga istana tak henti-hentinya bersuara. Susana bertambah mencekam apalagi dari
atas genteng ruangan kamarku, aku melihat bola api pecah berhamburan. Aku
segera tahu, bahwa ada yang mengirim teluh untukku.
Malam
itu aku sedang bersemedi di ruang pemujaan istana. Bersama Sang Raja kami
berdoa di sana, merapal doa pada dewa-dewa agar memberikan keselamatan pada
anak yang sedang berada dalam rahimku. Saat kami berjalan pulang, aku melihat
bola api itu jatuh tepat di atas kamarku. Saat itulah aku tahu ada seseorang
yang ingin menjatuhkanku.
Aku Ayana, dari Kerajaan Melayu. Tak
mungkin negeriku tak tahu soal ilmu hitam. Malahan di sana adalah pusat
pembelajaran ilmu hitam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar