Selasa, 26 April 2022

TEMPIAR KASIH - Bag 30 END

 


“Sejak balita, anak-anak perempuan telah diberi pelajaran menari dan menyanyi. Seiring dengan bertambahnya usia, mereka juga wajib mempelajari bela diri. Ada juga pelajaran kesenian tradisional. Dan tepat pada usia lima belas tahun, kami diikutsertakan dalam audisi putri persembahan. Tahap selanjutnya adalah karantina di lingkungan istana untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru nantinya. Menjelang keberangkatan, entah untuk persembahan raja siapa dari negara mana, kami kembali dibekali dengan budaya dan bahasa tempat yang akan menjadi tujuan kami nanti.”

            “Benarkah begitu sayang? Kukira hanya cukup kirim sembarang wanita.” ucap baginda.

            “Tentu saja tidak, Yang Mulia. Contohnya seperti hamba. Saya sudah dipersiapkan sebegitu rupa. Jadi saat tiba di Majapahit, saya sudah bisa bahasa masyarakat setempat. Saya juga memahami budaya Majapahit. Pun menguasai Mantra Sakti Sukma. Jadi ketika kita dilepas oleh Raja Melayu, kami siap dari ujung rambut sampai ujung kaki, kami persembahkan kepada siapa tuan yang kami layani.”

            Aku memeluk Ayana erat. Semakin mencintainya. Karena dia total dalam menjalankan tugasnya. Aku  bahagia bersamannya. Dia yang kucinta, memasrahkan diri menghamba pada sosok yang tak pernah dikenalnya.

            “Ayana, dengarkan aku. Mulai sekarang, kau bukan putri persembahan. Kau adalah pendamping hidupku. Belahan jiwaku.  Aku ingin menghabiskan sisa umurku hanya bersamamu. Jangan pernah tinggalkan aku, sayang. Maukah kau menua denganku?”      

            “Tentu saja, baginda raja. Saya sangat bahagia.”

            Surga...ah surga...tak kuingat lagi tempatmu dimana. Bersama Ayana, aku tak inginkan lagi dunia.

           

             

THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar