Rabu, 26 April 2023

camp 2023 - day 19 (26 april) - Ratu Isabella Spanyol


Ratu Isabella Spanyol

"Jangan sentuh adikkuuuu...!" Teriak wanita yang sudah bersimbah darah itu. Bajunya compang camping. Kerudungnya kusut masai, robek tak terperi disana sini. Wajahnya tak lagi nampak jelas, berhias warna biru lebam bekas siksaan yang terus datang bergantian.

"Diammm!!!" Hardik seorang prajurit kerajaan Spanyol. 

"Plakkk!!! Dugggg!!!" Sebuah tamparan dan tendangan kembali mendarat di muka dan tubuhnya.

Hamidah, perempuan kelahiran Granada, Spanyol, tahun 1153, dua puluh satu tahun lalu. Untuk kesekian kalinya, ia harus merelakan satu persatu saudaranya dibunuh pasukan inkuisisi. Prajurit kerajaan yang kejam berkeliaran, membantai semua warga yang beragama non Kristen. 

Muslim dan Yahudi sedang diuji. Mereka yang menghuni negeri Andalusia harus meninggalkan tanah kelahirannya. Jika ingin tetap tinggal disana, maka memeluk agama Kristen adalah syarat utamanya. Dan apabila teguh pada keyakinan semula,  pilihannya hanya ada dua. Pergi atau mati.

Mau pergi tak ada uang. Ingin bertahan namun jiwa tak bisa tenang. Meskipun keluarga Hamidah telah menyatakan siap berpindah keyakinan, namun pasukan Telik sandi dewan inkuisisi Spanyol berada dibalik setiap dinding seluruh negeri. 

Keluarga Ahmad, ayah Hamidah, salah satu dari sekian banyak muslim yang bertahan ditanah kelahiran. Keukeuh memegang teguh keyakinan. Namun dipaksa mengikis habis identitas keislaman. 

"Kami sudah menuruti apa mau kalian!!! Tapi kenapa kami masih disiksa???" Lantang Hamidah berteriak melawan penguasa.

Ratu Isabella, kebetulan sedang melintas, melihat sepak terjang pasukan inkuisisi hasil binaannya. 
Sejenak ia menoleh pada Hamidah.

"Kamu masih bertanya salahmu??? Biadabbb!!! Kau pikir aku bodoh??? Kamu sudah tercatat Kristen, sudah dibaptis pula. Tapi kamu dirumah diam-diam masih salat dan mengaji, bukan? Kau kira aku tak tahu??? Pengawal, bakar hidup-hidup wanita tak tahu malu ini!!!" Sang Ratu memekik emosi.

Api unggun dilapangan terbuka telah disiapkan sejak pagi. Hamidah langsung diseret pasukan inkuisisi, dan disungkurkan ke dalam api. Gemeletuk kayu menjilat tubuh Hamidah, dan ratusan muslim serta Yahudi. Hari itu, semesta menjadi saksi, negeri Andalusia, salah satu pusat peradaban Islam dunia telah mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar