Sisi Gelap
"Liu Liu cepat bawa rebung itu kemari"! Suara Mama memecah hening.
Tanpa menunggu lama, Liu Liu segera mengangkat rebung-rebung ke dapur.
Di dapur ternyata Mama sudah siap dengan racikan bumbu.
"Hari ini rebungnya dimasak apa, Ma? Aku cuci dulu ya. Dipotong bulat ato memanjang?"
"Terserah mau bulat, panjang, ato kotak. Yang penting cepat selesai. Cukup yang mau dimasak saja. Yang lainnya kita proses nanti. Sebentar lagi Ba ba datang. (Mandarin: Ba ba = ayah)"
Lima menit berlalu. Ma ma sudah mengiris semua bumbu. Liu Liu siap memasukkan potongan rebung ketika Ba ba tergopoh-gopoh masuk rumah.
"Liu Liu, cepat sembunyi! Selamatkan dirimu! Tentara Kaisar Hongwu akan menuju kemari. Mereka telah sampai di perbatasan desa. Cepatlah!"
"Ba ba, ada apa kenapa aku harus sembunyi. Aku tetap disini saja. Aku tak mau meninggalkan Ma ma dan Ba ba."
"Jangan, Nak! Sembunyilah di tempat rahasia keluarga kita. Lekas bergegas! Banker itu aman. Hutan bambu yang rapat, akan melindungi mu. Cepat!"
Liu Liu segera berlari. Dikejauhan dia mendengar teriakan-teriakan. Mungkin itu tentara Kaisar. Setengah jongkok ia terus berlari. Hutan belakang rumah, sangat ia kenal seluk-beluk nya. Bahkan rumput pun dia hafal dimana dan bagaimana posisi awalnya. Rimbunan pohon bambu dan semak belukar menyambut kedatangan Liu Liu di banker keluarga.
"Pak Liu Zhong, aku mendengar kau punya putri yang cantik. Cepat bawa kemari. Ini perintah kaisar!"
"Ampun, Tuan. Sejak pagi dia pergi ke pasar dan belum kembali. Tolong jangan bawa dia. Dia anakku satu-satunya. Kaisar sudah punya banyak selir, bukan? Kenapa masih mencari anakku?"
"Jangan banyak bicara! Kaisar butuh selir agar bisa memerintah negeri ini dengan baik. Perintah kaisar adalah perintah langit. Kamu mau menolak? Atau mau kuseret menghadap kaisar?"
Ba ba langsung lemas. Ma ma apalagi. Siapapun tak ingin jadi selir kaisar. Masih hangat dalam ingatan berita yang kemarin beredar dari mulut ke mulut. Di pasar, di warung, juga di jalan masuk desa. Bahwa selir kaisar ada 9.000 jumlahnya. Dan saat ada yang berani melarikan diri, maka hukuman mati menanti. Semua perempuan itu diikat kakinya di penjara emas, tak bisa bebas. Kaki yang jenjang dan halus itu lambat laun tertatih-tatih jika berjalan, karena tak biasa digerakkan. Dan jika Kaisar sedang ingin, maka para pengawal akan membawa wanita itu dengan tandu dalam keadaan tanpa sehelai benang. Sungguh mengerikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar