Angin malam berbisik padaku
Apa kabarmu
Rintik hujan menyapaku dan bertanya
Siapa yang sedang kurindukan
Udara yang kuhirup menelanku dengan frase mengejutkan
Ingatkah kau hari ini dua puluh tahun yang lalu
Kuputar memori
Kubuka lembar usang lagi
Kusingkap hari demi hari
Ada apa dengan waktu ini
Hari ini, dua puluh tahun yang lalu, aku menolakmu
Begitu kata buku harian merah jambu
Aku menolak cinta seorang pria yang setengah mati mencintaiku
Apakah aku salah
Apakah aku berdosa
Apakah aku tak berhak bahagia
Kini, dua puluh tahun berlalu
Dia ternyata masih menyimpan rasa itu
Tak hendak menikah menyempurnakan iman
Tak beranjak pergi dari masa lalu
Baginya
Masih ada aku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar