Kamis, 28 Maret 2024

day 25 gtk online camp - Paulina 13

POV Joni

Angela berkata aku harus bisa temukan pak tua itu. Walah kemana aku harus mencarinya. Aku kembali lagi menuju kafe. Kulihat sekeliling. Keberadaan pak tua tak lagi ada.

Ah lebih baik aku mencoba menelusuri kata hati saja. Kebetulan senja sudah datang. Mulai terlihat warna kemerahan dilangit barat. 

Kutinggal motor di kafe setelah kutitipkan pada bang Toyib, penjaga parkir sekaligus sohib mancingku. 

Kutelisuri jalanan kampus dari arah gerbang fakultas ekonomi menuju perpustakaan pusat. Setiap pagi jalur ini selalu ramai lalu lalang mahasiswa yang hendak kuliah. Hanya ada dua pilihan transportasi di kampus ini. Pakai sepeda motor pribadi atau jalan kaki. Banyak yang memilih berjalan kaki. Maklumlah anak kos. Daripada buat beli bensin, lebih baik buat makan. 

Aku beremcana menapak jejak Paulina saat dia menghilang di senja itu. Jadi aku harus mulai mencari nya saat senja pula.

Kutelusuri jalanan dari kampus pusat menuju gerbang kampus ekonomi, seperti yang dilakukan Paulina. 

Saat tiba di depan gedung kosong yang rencananya akan dipakai sebagai pusat bahasa itu, mendadak kulihat kubangan air yang lumayan besar. Padahal seingatku tak ada jalanan kampus yang berlubang. Semuanya diaspal halus mulus. Aneh. 

Kuputuskan mendekat ke kubangan. Sesaat sebelum senja benar-benar tumbang, air kubangan tiba-tiba beriak dan memunculkan suasana alam lain. 

Aku terperanjat. Temuan ini sungguh tak pernah kukira. Apalagi aku belum pernah mencicipi dunia gaib sama sekali. Asing. Benar-benar asing. Kucoba menyentuh air. Tapi aku tak berhasil. 

Kuceritakan temuan ini pada Angela. 
Dia mengatakan, "Bunga beb. Bunga. Itu adalah kunci membuka pintu gerbang dunia tak kasat mata. Kau pikir, kenapa orang membeli bunga saat ada orang meninggal dunia? Itu karena mereka yang meninggal agar dipermudah jalannya menuju alam gaib hingga surga. Jadi, bunga adalah kunci."







Tidak ada komentar:

Posting Komentar