Jumat, 29 Maret 2024

day 27 gtk online camp - Paulina 15

Pov Paulina

Kaget bukan kepalang saat melihat Joni muncul dari dapur belakang. Senang bercampur ragu bagaimana dia bisa datang ke alam trikala. Dan apakah dia bisa membawaku kembali.

"Sssttt Joni. Jangan bicara keras. Nanti ada yang mendengar kita. Nenek sedang ke pasar. Disini berbahaya. Mereka semua mengincarku. Ingin membunuhku. Mereka menginginkan jasadku. Mereka ingin menjadi manusia seutuhnya agar bisa hidup abadi selamanya."

"Tenanglah Paulina. Aku telah memikirkan cara kita kembali. Nenek siapa yang kamu maksud tadi?"

"Dia adalah nenek buyut ku yang dulu pernah tersesat di alam ini. Dia juga memiliki tulang wangi, sama seperti aku. Nenek tak ada yang menolongnya kembali. Jadi dia tetap tinggal disini. Menunggu ada yang membawanya pergi. Ini adalah negeri trikala dimana waktu keluar rumah dibagi menjadi 3 bagian. Delapan jam pertama terhitung setelah tengah malam adalah jamnya makhluk asli negeri ini. Delapan jam kedua adalah makhluk seperti nenekku, manusia tulang wangi yang tersesat, jatuh cinta dengan pribumi, dan tak kembali. Sedangkan delapan jam terakhir adalah jamnya para dukun atau apalah itu, yang berlalu lalang seenaknya antar alam. Para tulang wangi yang tak bisa dibunuh dengan mudah adalah mereka yang memiliki cinta suci, hati yang murni, dan menikah dengan kaum pribumi."

Tak lama kemudian...

"Cucuku... Paulina... Kita kedatangan tamu rupanya... Lekas buatkan minum..." Setengah berbisik nenek berkata saat memasuki rumah.

Bagaimana nenek bisa tahu kalau ada orang lain di rumah ini?

Bagaikan bisa membaca pikiranku, nenek kembali bertutur, "Tentu saja aku tahu. Ada bau aneh yang tiba-tiba tercium. Bau manusia. Bagaimana dia bisa kesini? Apakah dia laki-laki? Pacarmu menjemputmu?" Cecar nenek dengan bertubi-tubi.

"Keluarlah anak muda. Kalian aman disini. Rumah ini sudah dipagari kakekmu dulu dengan jimat penangkal radikal bebas."

Perlahan Joni keluar dari persembunyiannya. Bertiga kami duduk di ruang tamu. Segelas telang hangat biru tersaji diatas meja. 

Kalian pasti penuh tanda tanya. Baiklah aku akan menjelaskan dari awal. 

Belum juga nenek memulai kisahnya, seseorang eh sesuatu mengetuk pintu. Serentak kami semua diam seribu bahasa.

"Salam selem sulum silim solom nenek. Apakah nenek ada di rumah? Apakah baik-baik saja? Kenapa jendela dan pintunya beberapa hari ini tertutup? Aku mencium bau yang tak biasa disini. Nenek aman?"

Salam alam trikala. Kenapa aneh begitu? 

Nenek memberi isyarat dengan meletakkan jari telunjuk nya di mulut. Meminta kami tak mengucap sepatah kata pun.

Perlahan nenek berjalan ke arah pintu. Membukanya sedikit, dan menjawab tamu.

Aku mengintip dari celah dinding anyaman bambu. Sesuatu yang datang ini adalah seorang perempuan. Berambut terurai panjang, sangat panjang, bahkan sampai menyapu tanah. Berpakaian serba putih. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar