Rabu, 20 April 2022

TEMPIAR KASIH - Bag 25

 

Bagian 25

  


MELAHIRKAN ANAK PEREMPUAN

 

PoV Hayam Wuruk

 

            Usai berpamitan pada Paman Ireng, aku memacu kudaku kembali ke istana. Aku berpikir keras, bagaimana cara mencari solusi dari masalah ini.

            “Yang Mulia raja, kalau boleh hamba memberikan saran, simpan masalah ini dalam-dalam. Tutup rapat-rapat. Pikirkan dengan jernih solusinya. Jangan sampai menyakiti salah satu pihak. Ingat, kedua istri Baginda sedang hamil tua. Tak baik untuk janin yang dikandungnya. Bagaimanapun juga, bayi-bayi ini nantinya pewaris tahta.” Pesan Paman Ireng. 

            Aku semakin bingung dibuatnya. Apa yang harus aku lakukan pada Sri Sudewi? Disatu sisi, statusnya adalah permaisuri. Aku kadang membutuhkan bantuannya dalam pemerintahan. Kuakui, dia wanita yang hebat di bidang itu. Dia juga belajar dengan cepat. Diplomasinya bagus. Komunikasinya jempolan.

            Disisi lain, aku sangat mencintai Ayana. Bersamanya aku bisa mengaruhi samudera kehidupan setelah kepergian Dyah Pitaloka. Apalagi aku baru tahu bahwa Ayana berlatar istimewa.

            “Baginda Raja, izinkan hamba menyampaikan saran,” Paman Ndaru, penasihat istana, berkata.

            “Silakan, Paman.”

            “Bagaimana kalau Paduka melakukan hal yang sama seperti Gajah mada?”

            “Maksud Paman?”

            “Bicaralah pada permaisuri. Katakan anda telah mengetahui semuanya. Yang Mulia mengampuninya dengat syarat, dia harus bersedia melakukan ritual “Pembersihan Diri” di daerah Sendiki, Malang Selatan, selamanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar