Sabtu, 09 Maret 2024

day 6 - Mbah kung


Mbah Kung

Namanya Mbah haji Abdul Chamid. Begitu  banyak orang menyebutnya. Sebenarnya aku tak begitu tahu banyak cerita tentang Mbah Kakung. Hanya beberapa saja. Itupun secuil demi secuil kudapat dari pakde bude paklik dan Bulik. 

Mbah kung dikenal sebagai pribadi yang sabar, juga tak banyak bicara. Berbeda dengan Mbah Putri yang banyak omong, cerewet seperti kebanyakan kaum perempuan lainnya. 

Mbah Kakung sudah melaksanakan haji sejak jaman Belanda. Aku bertanya ke bulik, bagaimana bisa Mbah Kakung yang seorang petani desa naik haji. Apalagi jaman dahulu naik haji itu bagaikan pergi yang tak bisa diharapkan kembali. 

Mbah Kakung dulu bertani bawang merah. Saat panen, harganya sangat tinggi, karena waktu itu tak banyak orang yang bertani bawang merah. Akhirnya Mbah Kakung bisa naik haji.

Aku bisa membayangkan Mbah Kakung naik haji saat membaca novel Tere Liye yang berjudul rindu. Dalam novel tersebut dikisahkan perjalanan tokoh utama saat menjalankan ibadah haji di era penjajahan Belanda. Naik hajinya tidak pakai pesawat seperti sekarang. Tentu saja. Tapi naik kapal laut!!! Sebulan perjalanan berangkat terombang-ambing dilautan lepas. Hanya beberapa kali saja singgah untuk bongkar muatan dan mengisi bahan bakar. Kapal melaju mulai dari Sulawesi, menuju pulau Jawa, menyeberang selat lalu menyisir pulau Sumatera. Kemudian lanjut menuju pesisir India hingga tiba di tanah suci.

Bagaimana jika ada salah satu awak kapal yang meninggal dunia ditengah perjalanan? Yaaa... Diceburkan kelaut!!! Sebelumnya jenazah dimandikan, dikafani, dan disalati seperti biasa. Sebelum diceburkan kelaut, jenazah diberi alat pemberat agar tenggelam dilautan, tidak mengambang lagi. Mendebarkan. Mengharukan.

Kembali ke kisah Mbah Kakung. Tak seorangpun menyangka setelah tiga bulan lebih menunaikan ibadah haji, Mbah Kakung kembali. Aku menyesal kenapa aku tak pernah berjumpa dengan beliau dan bercakap-cakap tentang masa lalu. Pasti seru sekali. Aku selalu penasaran bagaimana rasanya hidup di era penjajahan Belanda dan Jepang.

Cerita lainnya. Mbah Kakung dan Mbah Putri ternyata saudara sepupu!!! Mbah Kakung adalah anak kakak tertua, sedangkan Mbah Putri adalah anak adik termuda. Usia mereka terpaut jauh. Itulah mengapa Mbah Kakung sangat ngemong Mbah Putri.

Menjelang meninggal, Mbah Kakung tidak menunjukkan tanda-tanda apa-apa. Malam itu bersiap tidur seperti biasanya. Dan tiba-tiba meninggal begitu saja pagi esok hari.

Semoga Mbah Kakung dan Mbah Putri dirahmati Allah dan diberikan tempat terbaik disisiNya 

Jika ada cerita lain tentang Mbah Kakung akan kutambah dilain waktu.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar