AKU MAU PULANG
20
Januari 2017
Hari ini ada pengumuman penting. Sekolahku
mengadakan study tour ke Jogjakarta. Hampir seluruh teman-temanku bersorak
gembira. Dan sepertinya hanya aku yang tak menyambut kabar ini dengan suka
cita. Tapi apa mau dikata. Akhirnya aku
pun terpaksa ikut juga. Tak mungkin aku berkata bahwa aku punya firasat tak
enak terkait makhluk tak kasat mata.
23
Februari 2017
Akhirnya saat yang ditunggu tiba. Rombongan
kami tiba di tujuan pertama, kampus UGM. Semua masih berjalan biasa saja.
Lancar sesuai rencana. Hanya saja, saat aku ke kamar mandi ada keanehan yang
terjadi. Kamar mandi yang bisa dipakai hanya ada satu saja di aula besar itu.
Yang satunya tak bisa dipakai karena rusak. Demikian ada tulisan di depan pintu
kamar mandi tersebut, dan ada tanda silang merahnya. Praktis, semua antri. Saat
giliranku tiba di paling akhir, aku mendengar suara keran air dari kamar mandi
sebelah yang katanya rusak itu. Dan ada suara-suara yang menandakan aktivitas
kamar mandi yang menghuninya. Keanehan yang hanya kusimpan dalam hati saja.
Setelah UGM, kampus berikutnya yang
dikunjungi adalah ISI, Institut Seni Indonesia. Saat bus memasuki area kampus,
kulihat banyak sekali pohon-pohon besar mengililingi gedung-gedungnya. Kami
diterima di salah satu aula utama. Aku melangkah menuju aula bersama
teman-teman. Namun entah kenapa saat melewati salah satu pohon beringin besar
yang tumbuh di depan aula, tiba-tiba tenagaku hilang begitu saja. Aku sadar
betul. Aku digotong teman-teman menuju ke sebuah ruangan. Disana sudah
terbaring beberapa teman yang katanya juga pingsan. Kudengar aku tiba-tiba tak
sadarkan diri. Tapi aku sadar pikiranku masih utuh. Hanya saja tak ada tenaga.
Setelah mendapat perawatan dari
seksi kesehatan dan beberapa guru, aku bisa bangun dan membuka mata. Aku
dipersilakan kembali ke dalam aula untuk mendengarkan pemaparan tim ISIb
tentang perkuliahan disana. Ditengah acara, tiba-tiba aku mendengar seseorang
memanggil-manggil namaku. Aku menoleh kesana kemari. Ternyata diluar sana, ada
teman yang melambaikan tangan dan memanggilku untuk segera keluar. Dan aku pun
segera ijin meninggalkan ruangan, menuju ke arah temanku tadi.
Aku melangkah melewati beberapa
penjual makanan ringan, sebelum sampai di gedung sebelah. Aku celingak celinguk
sendirian mencari teman yang tadi. Tak kutemukan seorangpun manusia disana. Aku
kembali lemas tak berdaya. Untunglah didalam aula ada yang mengetahui
gerak-gerikku, karena dinding aula terdiri dari banyak kaca. Mengetahui aku
pingsan di luar, beberapa teman dan guru menghampiriku, membopongku kembali ke
ruang kesehatan tadi.
Saat aku siuman, mereka bertanya,
“Kamu ngapain aja di gedung sebelah. Itu kan gedung kosong. Kata petugas,
gedung itu dihentikan pengerjaannya sementara karena ada tukang yang meninggal
di sana karena kecelakaan kerja.” Kuceritakan lambaian dan suara-suara yang
memanggil namaku. Guruku kemudian merapalkan bacaan-bacaan untukku, dan meminta
teman yang bersamaku untuk selalu mengajakku bicara. Jangan sampai aku diam
sendiri.
Terakhir, kunjungan kami adalah
Pantai Parangtritis. Bagus. Lengkaplah sudah apa yang akan terjadi nanti.