Minggu, 31 Maret 2024

day 29 gtk online camp - netijen

Pulang dari pasar, badanku sudah remuk redam. Namun meski demikian tak mungkin aku bisa selonjoran. Bagaimana dengan udang, cumi, bandeng, lele dan ayam? Mereka sudah menungguku buat dibersihkan. 

Belum hilang penatnya mencuci bidang perikanan, mata ini segera berpindah melihat persayuran dan perbumbuan. Mereka juga dari tadi menungguku memakaikan baju. Alias di bungkus kertas dulu, baru plastik, terus di lanjut masuk lemari pendinginan. 

Food preparation selalu kulakukan seminggu sekali agar tak gedandapan setiap pagi. Pukul 6 sarapan siap, bekal sekolah pun sudah menanti. 

Aku tak lagi mengandalkan warung sayur tetangga gara-gara aku pernah sakit hati. 

Enak Yo Bu Evin itu, nampani bayaran papat. Bayarane Dewe, bojone, pensiune ibuke, pensiune bapake. 

Hah??? Hellooooo? 

Begitulah salah satu ulah netijen. Ada saja yang dijadikan bahan gosipan. Mungkin mulutnya gatel jika ga ada yang diomongin. Tapi Yo aneh kan. Ngapain juga kau hitung gaji tetangga. Doohhh kah... 

DAY 20 POETRY ONLINE CAMP - BERBEDA

Berbeda

Dari dulu aku merasa apakah rasa ini hanya padaku saja
Aku tak pernah menyesali apapun yang telah terjadi
Namun aku juga tak bisa menerima jika kau tak lagi sama 
Kau yang kukenal dulu telah sirna entah kemana

Aku telah berikan semua untuk kita
Waktuku yang tetiba habis tak bersisa
Pundi yang kuperoleh dengan jiwa raga serta air mata
Namun balasan darimu apa

Kau merasa aku berjuang adalah sudah tugasku
Tapi kau mungkin lupa atau sengaja tak mau tahu
Kaulah yang seharusnya berjibaku
Kamulah yang seharusnya mengayomi aku

Aku akan coba seberangi sahara
Kucoba arungi samudera
Kucoba semua hal yang kubisa
Taoi kau jangan pernah membuatku kecewa
Seperti saat itu
Sepuluh tahun yang lalu
Saat kau kata tak meridloiku
Kau bilang tak mengijinkanku 
Pada sebuah kebersamaan indah dengan keluargaku
Kebersamaan yang hanya datang sekali
Dan tak mungkin akan ada lagi
Pada sebuah ibadah suci


day 28 gtk online camp - Paulina 16

POV nenek 

Alam trikala. Tempat aku bertemu dengan suamiku tercinta. Sebenarnya, tinggal disini adalah harga yang harus kubayar mahal. Aku harus rela tak kembali ke alam dunia. Aku harus Ikhlas tak lagi bertemu keluarga dan saudara. Semuanya demi satu kata : cinta.

Aku sadar sesadar-sadarnya bahwa cintaku adalah cinta buta. Demi cinta itu aku meninggalkan segalanya. 

Suamiku adalah insan pribumi trikala. Pertama kali aku bertemu dengannya saat aku nekat pergi ke alam ini. Rasa ingin tahuku begitu besar. Tak kuindahkan omongan orang tentang trikala, yaitu bahwa mereka yang pergi, tak akan pernah kembali, kecuali ada yang menjemput dan mengajakmu kembali. 

Saat senja mulai tumbang dilangit barat sore itu, aku nekat. Beriak air yang kemudian berubah menjadi lorong Hitam waktu di belakang rumahku, kumasuki dengan hati deg-deg an. Maksudku hanya sehari. Namun siapa sangka hingga hari ini aku masih disini? 

DAY 19 POETRY ONLINE CAMP - KAU DAN AKU

Kau dan aku

Kalau aku diberi kesempatan meminta pengadilan
Aku akan menuntutmu
Karena kamu seenaknya saja menghancurkan hati
Sebuah rasa yang kubangun lapis demi lapis
Kucipta perlahan demi memenuhi sebuah kata yang kamu inginkan
Namun mengapa ditengah waktu berjalan kamu malah pergi meninggalkan

Aku membencimu dengan sangat
Di malam kau dan aku duduk berdua di tepi pantai
Berteman debur ombak
Berkawan angin malam
Kau kata bahwa kita tak ada rasa apa-apa
Apalagi yang namanya cinta
Semuanya kosong belaka
Ternyata baru kemarin kau bersamanya

Hancur... Hancur sudah 
Betapa kau telah membuat usahaku sia-sia
Aku pulang membawa luka
Sakit yang tak tahu kapan sembuhnya

Dan sesudah malam itu
Aku menjadi es batu







Jumat, 29 Maret 2024

day 27 gtk online camp - Paulina 15

Pov Paulina

Kaget bukan kepalang saat melihat Joni muncul dari dapur belakang. Senang bercampur ragu bagaimana dia bisa datang ke alam trikala. Dan apakah dia bisa membawaku kembali.

"Sssttt Joni. Jangan bicara keras. Nanti ada yang mendengar kita. Nenek sedang ke pasar. Disini berbahaya. Mereka semua mengincarku. Ingin membunuhku. Mereka menginginkan jasadku. Mereka ingin menjadi manusia seutuhnya agar bisa hidup abadi selamanya."

"Tenanglah Paulina. Aku telah memikirkan cara kita kembali. Nenek siapa yang kamu maksud tadi?"

"Dia adalah nenek buyut ku yang dulu pernah tersesat di alam ini. Dia juga memiliki tulang wangi, sama seperti aku. Nenek tak ada yang menolongnya kembali. Jadi dia tetap tinggal disini. Menunggu ada yang membawanya pergi. Ini adalah negeri trikala dimana waktu keluar rumah dibagi menjadi 3 bagian. Delapan jam pertama terhitung setelah tengah malam adalah jamnya makhluk asli negeri ini. Delapan jam kedua adalah makhluk seperti nenekku, manusia tulang wangi yang tersesat, jatuh cinta dengan pribumi, dan tak kembali. Sedangkan delapan jam terakhir adalah jamnya para dukun atau apalah itu, yang berlalu lalang seenaknya antar alam. Para tulang wangi yang tak bisa dibunuh dengan mudah adalah mereka yang memiliki cinta suci, hati yang murni, dan menikah dengan kaum pribumi."

Tak lama kemudian...

"Cucuku... Paulina... Kita kedatangan tamu rupanya... Lekas buatkan minum..." Setengah berbisik nenek berkata saat memasuki rumah.

Bagaimana nenek bisa tahu kalau ada orang lain di rumah ini?

Bagaikan bisa membaca pikiranku, nenek kembali bertutur, "Tentu saja aku tahu. Ada bau aneh yang tiba-tiba tercium. Bau manusia. Bagaimana dia bisa kesini? Apakah dia laki-laki? Pacarmu menjemputmu?" Cecar nenek dengan bertubi-tubi.

"Keluarlah anak muda. Kalian aman disini. Rumah ini sudah dipagari kakekmu dulu dengan jimat penangkal radikal bebas."

Perlahan Joni keluar dari persembunyiannya. Bertiga kami duduk di ruang tamu. Segelas telang hangat biru tersaji diatas meja. 

Kalian pasti penuh tanda tanya. Baiklah aku akan menjelaskan dari awal. 

Belum juga nenek memulai kisahnya, seseorang eh sesuatu mengetuk pintu. Serentak kami semua diam seribu bahasa.

"Salam selem sulum silim solom nenek. Apakah nenek ada di rumah? Apakah baik-baik saja? Kenapa jendela dan pintunya beberapa hari ini tertutup? Aku mencium bau yang tak biasa disini. Nenek aman?"

Salam alam trikala. Kenapa aneh begitu? 

Nenek memberi isyarat dengan meletakkan jari telunjuk nya di mulut. Meminta kami tak mengucap sepatah kata pun.

Perlahan nenek berjalan ke arah pintu. Membukanya sedikit, dan menjawab tamu.

Aku mengintip dari celah dinding anyaman bambu. Sesuatu yang datang ini adalah seorang perempuan. Berambut terurai panjang, sangat panjang, bahkan sampai menyapu tanah. Berpakaian serba putih. 



Kamis, 28 Maret 2024

day 26 gtk online camp - Paulina 14

POV Joni

Besok adalah Kamis malam Jumat Wage. Yang penting malam Jumat. Aku membeli bunga di pertokoan pinggir jalan yang searah dengan pemakaman. Satu kresek cukup kukira. 

Senja datang. Dan mulai tumbang di langit barat. Aku sudah bersiap di sekitar kubangan. Begitu air beriak memunculkan panorama alam lain, segera kuambil segenggam bunga. Kulempar ke dalam air. 

Menakjubkan!!! Air kubangan yang beriak berubah menjadi lorong Hitam menyerupai yang kulihat di film-film. 

Bergegas aku masuk. 

Saat gelap sirna, samar kulihat aku berada di sebuah dapur kuno. Mirip dapur ala pedesaan banget. Masih berlantai tanah, kayu bakar, dan tembikar tanah liat. Asap yang mengepul menandakan ada kehidupan disana. Namun tak satu orang pun kujumpa.

Aku melihat sekeliling. Rumah reyot, perabot kayu lusuh, dan beberapa baju model jadul.

Diruang tamu kulihat seorang perempuan sedang menyapu. Ssepertinya aku kenal. Dia mengenakan baju kebaya dan jarik ala wanita desa jaman dulu. 

Aku menatap nya lama. Ya Tuhan itu bukankah si Paulina?

Sssttt Paulina apa yang kau lakukan disini? 

Perempuan itu seketika menoleh dan terkejut bukan kepalang. 

Joni!!! Kenapa kamu ada disini? Aku mau kembali. Aku tak mau tinggal disini. 

Sabarlah. Kita susun strategi untuk kembali dulu. Karena aku ga tau bagaimana caranya untuk bisa kembali.


day 25 gtk online camp - Paulina 13

POV Joni

Angela berkata aku harus bisa temukan pak tua itu. Walah kemana aku harus mencarinya. Aku kembali lagi menuju kafe. Kulihat sekeliling. Keberadaan pak tua tak lagi ada.

Ah lebih baik aku mencoba menelusuri kata hati saja. Kebetulan senja sudah datang. Mulai terlihat warna kemerahan dilangit barat. 

Kutinggal motor di kafe setelah kutitipkan pada bang Toyib, penjaga parkir sekaligus sohib mancingku. 

Kutelisuri jalanan kampus dari arah gerbang fakultas ekonomi menuju perpustakaan pusat. Setiap pagi jalur ini selalu ramai lalu lalang mahasiswa yang hendak kuliah. Hanya ada dua pilihan transportasi di kampus ini. Pakai sepeda motor pribadi atau jalan kaki. Banyak yang memilih berjalan kaki. Maklumlah anak kos. Daripada buat beli bensin, lebih baik buat makan. 

Aku beremcana menapak jejak Paulina saat dia menghilang di senja itu. Jadi aku harus mulai mencari nya saat senja pula.

Kutelusuri jalanan dari kampus pusat menuju gerbang kampus ekonomi, seperti yang dilakukan Paulina. 

Saat tiba di depan gedung kosong yang rencananya akan dipakai sebagai pusat bahasa itu, mendadak kulihat kubangan air yang lumayan besar. Padahal seingatku tak ada jalanan kampus yang berlubang. Semuanya diaspal halus mulus. Aneh. 

Kuputuskan mendekat ke kubangan. Sesaat sebelum senja benar-benar tumbang, air kubangan tiba-tiba beriak dan memunculkan suasana alam lain. 

Aku terperanjat. Temuan ini sungguh tak pernah kukira. Apalagi aku belum pernah mencicipi dunia gaib sama sekali. Asing. Benar-benar asing. Kucoba menyentuh air. Tapi aku tak berhasil. 

Kuceritakan temuan ini pada Angela. 
Dia mengatakan, "Bunga beb. Bunga. Itu adalah kunci membuka pintu gerbang dunia tak kasat mata. Kau pikir, kenapa orang membeli bunga saat ada orang meninggal dunia? Itu karena mereka yang meninggal agar dipermudah jalannya menuju alam gaib hingga surga. Jadi, bunga adalah kunci."







DAY 18 POETRY ONLINE CAMP - MENGAPA

Mengapa 

Sekian lama aku memendam rasa
Yang tak sekalipun kukata
Hanya kusebut dalam doa
Berharap Tuhan kabulkan pinta

Setiap hari hujan
Setiap habis malam
Setiap datang senggang
Setiap bersama teman 

Hanya kamu
Kuingin kamu jadi jodohku
Yang lain aku tak mau
Dipaksa pun aku tak mau tahu

Namun mengapa takdir lain berkata 
Tak sedikitpun ada aku dihatinya
Tak ada namaku dalam kamusnya
Mengapa takdir tak mau menyapa

Tuhan jika memang bukan dia
Maka hapus.. hapuslah saja
Lepaskan ingatanku darinya
Ikhlaskan hatiku menerima
Meskipun sakit awalnya
Semua akan kucoba



DAY 17 POETRY ONLINE CAMP - SAKIT

Tahukah

Saudara saudara
Tahukah anda
Sakit kepala ada obatnya
Tapi tak ada obat sakit hati

Aku sudah mencoba 
Berulang kali memaafkan mu 
Berulangkali melupakan peristiwa itu
Meski harus kutahan lara 
Meski aku tak henti meneteskan air mata

Namun aku hanya manusia biasa
Tak bisa aku jadi sempurna
Terlalu dalam luka yang kau sayatkan
Terlalu sakit bekas yang kau tinggalkan

Aku hanya bisa terdiam
Tak mampu lagi kuberkata
Apapun serba kau putar balik fakta
Terheran aku bilang lho kok bisa

Semua yang telah kau beri
Kupastikan akan kukirim kembali
Sudahlah lebih baik aku sendiri
Tak perlu ada kau lagi


DAY 16 POETRY ONLINE CAMP - KUKIRA

Kukira 

Kukira kita teman 
Ternyata kau tusuk aku dari belakang

Kukira kita besti
Ternyata kau tega melukai hati

Kukira kita sahabat
Ternyata kau pengkhianat

Kukira kita saudara
Ternyata kau pandai bermain muka

Kukira kita seperjuangan
Ternyata kau ambil keuntungan

Kukira kita partner
Ternyata kau suka mengember

Kukira kita seia sekata
Ternyata kau depan belakang beda



Rabu, 27 Maret 2024

day 24 gtk camp - Paulina 12

POV Joni

Dering fur elize dari telepon seluler menyadarkanku, ada panggilan masuk dari pacarku. Angela, sudah beberapa hari ini tak kudatangi kosnya. 

"Halo beb. Maaf aku lagi sibuk. Ada apa?"

"Beb kamu Kemana aja sih? Ga pernah muncul di kampus juga. Kamu ada masalah apa. Izinkan aku bantu." 

Mau bantu masalah beginian, emangnya Angela bisa? Modelnya manja anak mama gitu. 

Halloooo... Beb....

Ya udah deh aku ke kosanmu ya...

Daripada suntuk, akhirnya kuputuskan bercerita ke Angela. Mungkin saja dia bisa bantu ide jalan keluar. 

"Hah? Tulang wangi? Beneran beb Paulina punya tulang wangi? Hemmm pantas saja orang tua kalian sepakat menjodohkan."  Angela keheranan.

"Emangnya kenapa beb? Aku sudah bilang papa kalo aku sudah punya pacar. Dan aku ga bisa ninggalin kamu Angela." Tuturku.

"Stop! Kita jangan bicara cinta disini. Kasus ini bukan soal cinta. Tapi hidup dan matinya seseorang. Dengarkan aku beb. Paulina itu termasuk manusia spesial. Dia diberikan Tuhan keistimewaan bertulang wangi. Kemanapun dia pergi, makhluk halus akan selalu mengincarnya. Mereka yang bertulang wangi ini bisa membantu mereka meraih impian di dunia manusia. Jasadnya akan kekal. Seperti vampire. Mereka jadi rebutan setan. Setelah ruhnya menghilang,  setan-setan dan jin akan berlomba memperebutkan jasad nya. Dan yang bisa menolongnya hanyalah manusia yang punya weton Jumat Kliwon. Mengapa? Karena hanya weton ini lah yang punya kekuatan baik menolak bala. Dan kamu ini beb adalah orang terpilih itu. Cuma kamu yang bisa menyelamatkan Paulina." Angela menuturkan padaku panjang lebar.

"Aku? Bagaimana bisa? Tapi aku cinta sama kamu." aku tak sanggup kehilangan Angela.

"Sudahlah beb itu kita bahas nanti. Lebih baik sekarang kau selamatkan dulu Paulina." Kata angela. 

"Tapi bagaimana caranya?" 

"Beb, tadi kau bilang bertemu dengan pak tua yang aneh. Ayo kita cari dia." 

"Tapi.... Kemana mencarinya?" aku benar-benar bingung dibuatnya.


day 23 gtk camp - Paulina 11

POV Joni

Di warung kopi langgananku, aku tertunduk lesu. Kuambil gawai dan menelusuri kata kunci "tulang wangi" sambil merencanakan ide bagaimana menyelamatkan Paulina. 

Satu cangkir kopi tandas. Aku memesan lagi. Masih juga otakku buntu.

"Hei, anak muda... Apakah kau memikirikan jalan menolong temanmu?" Seorang laki-laki separuh baya tiba-tiba duduk di hadapanku. Entah dari mana datangnya orang ini,  aku tak terlalu ambil pusing. Namun kenapa dia tahu masalahku?

"Pak tua, bagaimana kamu bisa tahu?"

"Tubuhmu dikelilingi aura gelap, anak muda. Kekuatannya begitu dahsyat. Sedangkan kamu tak ada kaitannya sama sekali, namun terjerat. Temanmu lah yang sebenarnya butuh bantuan secepatnya. Terlambat sedikit saja, nyawa taruhannya."

Aku menyimak penjelasan pak tua dengan seksama. 

Selasa, 26 Maret 2024

DAY 15 POETRY ONLINE CAMP - SAHABATKU AMY

Sahabatku Amy ...
Sekian lama tak bersua
Membuatku kaget tak terkira 
Saat kudengar kabar kau jadi gila

Sahabatku Amy...
Kita memang tumbuh bersama
Menghabiskan awal remaja 
Kau anak yang pintar dan cerdas

Sahabatku Amy ...
Sejak kuliah kita mulai jarang bertemu muka
Karena aku jarang pulang ke rumah
Dan di akhir tahun berikutnya keluargaku pindah

Sahabatku Amy ...
Ada apa sebenarnya
Gila itu tak mungkin tanpa sebab 
Aku minta maaf
Aku terlalu lama datang

Sahabatku Amy ...
Tetangga berkata kau mewarisi ibumu
Kegilaanmu adalah turunan 
Tapi mengapa kau bisa seperti itu

Senin, 25 Maret 2024

day 22 htk camp - Paulina 10

POV Joni 

Ditengah kebingunganku, tiba-tiba nomor tak dikenal menelepon. 

"Apakah ini nak Joni? Ini mamanya Paulina. Tante mau minta tolong di hubungkan ke anak Tante. Dia di telepon tidak menjawab, di wa tidak dibalas. Sudah 3 hari ini. Tante jadi khawatir. Tolong ya nak Joni cari dia. Soalnya Paulina ini punya keistimewaan. Setiap Kamis malam Jumat legi adalah saat yang rawan buat dia. Banyak makhluk tak kasat mata mengincarnya karena dia punya tulang wangi."

Tulang wangi? Apa pula ini? Era milenial masih ada beginian?

Kuingat kembali hari bertemu dengan Paulina. Oh my God !!! Hari Kamis malam Jumat legi, dan dia menghilang saat menjelang Maghrib. Setahuku senja yang hampir tumbang dilangit barat adalah saat pergantian dunia gaib. 

Ya Tuhan, Paulina. Kemana aku harus mencarimu? 

***

Aku tertunduk lesu di cafe tempat biasa nongkrong. Buntu sudah otakku. Tak bisa berpikir kalau terkait dengan dunia jin atau setan. 






Minggu, 24 Maret 2024

day 21 gtk camp - Paulina 9

Pov Joni

Paulina menghilang? Kemana dia? 

Kuikuti mata kuliah linguistik dengan pikiran kesana kemari tak menentu. Jarum jam terasa sangat pelan berdetak. 

Setelah bel pergantian jam berbunyi, aku segera memacu sepeda motorku ke perpustakaan pusat. Menuju ruangan sequrity, dan menceritakan kronologis hilangnya Paulina, dengan harapan mereka mau memperlihatkan rekaman cctv di hari itu. 

Aku amati pergerakan Paulina saat turun dari tangga lantai 3. Masih aman-aman saja. Berikutnya cctv luar perpus. Paulina terlihat agak sedikit ketakutan dan gugup. Kemudian setengah berlari menuju gerbang kampus. Habis. Jalanan kampus tidak ada cctv yang terpasang. 

Setelah mengucap terima kasih pada petugas security, aku melajukan motorku ke kosan Paulina. Rasa bersalah terbersit di hatiku. 

Kuketuk pintu dan bertanya apakah aku bisa bertemu Paulina. Ibu kosnya menjawab bahwa dia terakhir melihat Paulina saat berpamitan mau ke perpustakaan di sore hari, tiga hari yang lalu. Sama dengan informasi temanku, dia tidak mengunci pintu kamarnya dan tidak juga kembali sore itu. 

Ya Tuhan aku merasa bersalah karena tak mempedulikan Paulina dan pergi meninggalkan nya begitu saja. Kemana aku harus mencari nya ? 

DAY 14 POETRY ONLINE CAMP - SAHABATKU WAHIDAH

Sahabatku Wahidah...
Apa kabarmu disana
Lama nian kita tak berjumpa
Doaku semoga kau selalu berbahagia disisiNya
Syahidmu semoga menjadi surgamu

Sahabatku Wahidah...
Aku masih mengingat
Harimu selalu ceria
Tawa dan manjamu mengihiasi setiap pertemanan dengan siapa saja

Sahabatku Wahidah...
Aku masih mengingat
Saat kita makan sahur bersama
Makan mie jumbo pake telur dicampur jadi satu
Didalam wajan 
Biar ga banyak cucian 
Kata kita

Sahabatku Wahidah..
Aku masih mengingat
Kau selalu bangun jam setengah 4 pagi
Membuka selambu kamar dengan keras
Dan pergi mandi
Lalu salat tahajud
Dan tilawah sampai subuh

Sahabatku Wahidah ..
Aku masih mengingat
Kau berbalas buku harian 
Dengan pacarmu yang kemudian menjadi suamimu
Dengan diselipi coklat
Atau sekuntum mawar merah

Sahabatku Wahidah...
Aku masih mengingat
Saat terakhir kita jumpa
Waktu itu aku ke rumahmu 
Kau sedang hamil anak kelima dan pucat 
Tak kusangka dipenghujung hamilmu kau akhiri dengan syahid


Sahabatku Wahidah...
Haruskah aku bilang selamat
Atas teraihnya cita-cita mu
Wahidah...Syahidah...

Sahabatku Wahidah...
Semoga Allah berkenan 
Mengabulkan pinta kita
Suatu saat nanti
Untuk bertemu kembali 
Di kampung surga

DAY 13 POETRY ONLINE CAMP - - JIKA

Jika kau pergi 
Aku akan setia menunggumu kembali

Jika kau marah
Aku akan jadi air untuk memadam agar tak makin parah

Jika kau kata cinta
Aku akan membalas dengan seribu cinta 

Jika kita berpisah
Aku akan tetap menjadi Dian penenang 




Sabtu, 23 Maret 2024

DAY 12 POETRY ONLINE CAMP - HBD ANAKKU

Happy birthday anakku sayang

Mimi...
Happy 5th birthday sayang

Terimakasih sudah berjuang
Melewati awal kehidupan

Mimi ..
Lima tahun yang lalu
Detik kelahiran mu
Sungguh mengharu biru

Kau lahir belum waktunya
Masih kurang satu bulan lamanya
Tapi kau sudah tak sabar menantinya
Begitu inginlah kau lihat dunia

Mimi ...
Mama kena pre eklamsia
Jadi kamu tak bisa tumbuh besar di dalam sana
Tekanan darah tinggi tak kunjung normal juga
Tapi kamu masih bertahan 

Mimi....
Waktu itu mama masih harus merawat Mbah uti
Maafkan mama 
Mungkin karena terlalu capai
Tidak terlalu menghiraukanmu

Mimi ..
Terimakasih banyak 
Sudah menjadi penggembira dalam keluarga 
Semoga kamu sukses selalu
Bahagia dunia dan akhirat 
Selamanya





Jumat, 22 Maret 2024

day 20 gtk camp - Paulina 8

POV Joni

Tak kusangka Paulina akan ketus seperti itu. Padahal waktu kami masih kecil dia ramah banget. Dan yang lebih mengejutkan lagi, dia ga mau menikah denganku. Padahal banyak cewek diluar sana pada berebut ingin menjadi pacarku. Aneh.

Aku segera berlalu dari hadapannya begitu mendengar dia menolak perjodohan ini. Tak kupedulikan lagi responnya mau seperti apa. Segera kupacu motor kesayangan menuju kosan. 

***

Ini adalah hari ketiga pasca pertemuanku dengan Paulina di perpustakaan pusat. Aku tak lagi melihatnya lewat koridor kampus sastra. Mungkinkah dia sengaja menghindariku? Ataukah dia lagi pulang kampung? Apakah dia sakit? Ataukah dia lagi dipaksa kawin dengan orang lain? Beribu tanya berkecamuk dikepalaku. 

***

Bu Tuti sedang menerangkan mata kuliah linguistik saat kudengar bisik-bisik cewek dibelakangku ngerumpi. 

"Rara, kamu tau ga sih kenapa Paulina beberapa hari ini ga pulang?
Kalau emang dia pulang kampung, pasti dia kasih kabar. Ini kamarnya ga dikunci. Di wa ga dibalas. Di telepon ga diangkat."

"Ah yang bener za."

Kamis, 21 Maret 2024

DAY 11 POETRY ONLINE CAMP - bisikan

Bisikan

Angin malam berbisik padaku
Apa kabarmu 
Rintik hujan menyapaku dan bertanya
Siapa yang sedang kurindukan
Udara yang kuhirup menelanku dengan frase mengejutkan
Ingatkah kau hari ini dua puluh tahun yang lalu


Kuputar memori
Kubuka lembar usang lagi
Kusingkap hari demi hari
Ada apa dengan waktu ini

Hari ini, dua puluh tahun yang lalu, aku menolakmu
Begitu kata buku harian merah jambu

Aku menolak cinta seorang pria yang setengah mati mencintaiku
Apakah aku salah
Apakah aku berdosa
Apakah aku tak berhak bahagia

Kini, dua puluh tahun berlalu
Dia ternyata masih menyimpan rasa itu
Tak hendak menikah menyempurnakan iman
Tak beranjak pergi dari masa lalu

Baginya
Masih ada aku




day 19 gtk camp - Paulina 7

POV Paulina 

Seorang laki-laki jangkung, berkulit kuning Langsat, hidung mancung, alis njelirit, dan mata tajam melambaikan tangan. Kupikir itu pasti Joni. Raut wajah masa kecilnya masih terlihat jelas. 

Kuakui, Joni kecil memang ganteng. Dan ternyata kegantengan nya masih berlanjut hingga dewasa. Hatiku sempat berdesir dibuatnya. 

Aku harus kekeuh menolak perjodohan ini. Aku tak mau dianggap sebagai pelakor. Aku tahu saat ini Joni sudah punya pacar. Teman sekelasnya, namanya Angela. 

"Ada apa cepetan ngomong. Aku tak punya banyak waktu. Sudah Maghrib dan besok ada presentasi.!" kupasang muka jutek, tanpa senyum, dan tanpa melihat wajahnya. 

"Santai aja kali, sayang. Jangan buru-buru, ga enak." Sahut Joni. 

Dasar mulut buaya. Tiap kali buka suara selalu rayuan gombal dikata. 

"Ga usah banyak bicara. Waktumu dua menit. Selebihnya aku tinggal.!"

"Aduhhh... Cantik-cantik kok galak?"

"Oke deh peace...
Jadi ayo kita mulai. Singkat aja. Kamu setuju perjodohan ini? Jawab singkat. Ya atau tidak." Pertanyaan Joni membuat aku terdiam seribu bahasa.

"Kenapa? Kok diam? Berarti kamu setuju?"

"Enak aja. Jangan ambil kesimpulan seenaknya. Siapa juga yang mau sama kamu. Playboy kelas kakap. Norak pula." Cerocosku.

"Alhamdulillah deal!!! Aku juga sebenarnya gamau. Tapi kalo sudah dari kamu yang ga setuju. Aku bisa apa. Lagian aku juga sudah punya pacar." Joni langsung berdiri dan ngeloyor pergi.

Dasar buaya tak beradap!!! Udah maksa orang ketemuan, ga sopan pula. Rutukku habis-habisan. 

Sepulang dari perpustakaan, hari sudah benar-benar gelap. Bergegas aku berjalan melewati jalanan kampus yang sepi. Kutoleh kiri kanan tak ada satupun manusia. Aku bergidik ngeri. Kuingat-ingat ini hari apa. Aku selalu berpikir bahwa saat mistis adalah hari Kamis malam Jumat legi. Entahlah. Mungkin karena aku kebanyakan membaca cerita horor. 

Dan sekarang adalah Kamis malam Jumat. Ya ampuuunnn. Bulu kudukku berdiri seketika. Aku berlari secepat mungkin meninggalkan perpustakaan pusat. Menuju ke jalan raya diseberang sana kenapa rasanya jauh sekali. Kakiku berat dan lututku ngilu. Aku terjatuh disebuah kubangan berair. Dan seketika gelap.

Sekelilingku gelap. Samar kudengar suara tapi jauh sekali. Kuingat-ingat saat terakhir kenapa aku bisa sampai tak sadarkan diri. Kuputar kembali kaset memori. Menariknya pada beberapa jam sebelum kejadian. Saat aku ketemu Joni di lantai 3 perpustakaan.

Pelan kubuka mata. Aku berada di sebuah dipan bambu yang reyot dan usang. Sebuah ruang tamu yang hanya berperabot kursi kayu, meja kecil dan dipan bambu. Tak ada orang di sekelilingku. Hening, senyap. Hanya suara jangkrik dan tenggoret menghias malam. Sebuah ublik ada di meja kecil bersama segelas air putih. Cahaya temaram jaman dahulu itu adalah satu-satunya sumber cahaya di ruangan ini.

Kemudian kudengar pelan ada suara seret sandal. Dari sebuah pintu, muncullah seorang perempuan tua. Tuaaaa banget. Memakai kebaya khas wanita Jawa yang sudah memudar warnanya. Jarit yang dia kenakan pun sama. Sudah lusuh. Wajahnya dipenuhi keriput. Seolah-olah waktu telah memakan semua kulit kencangnya. Sambil terkekeh-kekeh dia berkata, "Cuuuuu... Cucuku.... Kau sudah siuman rupanya. Selamat datang di gubug nenek. Lama sekali. Nenek sudah menunggumu." 






day 18 gtk camp - Paulina 6

POV Joni

Kuputuskan bikin janji dengan Paulina. Kupilih perpustakaan pusat di lantai 3 yang sepi agar tak seorangpun teman yang mengetahui hal ini. Kalau sampai ketahuan Angela bisa runyam dan berbuntut panjang. 

Sudah jam 14 tapi Paulina belum muncul. Kemana sih anak ini? Jangan-jangan dia tak membaca pesanku. Kucek kembali ponsel. Centang biru. Berarti dia sudah baca. Biarlah aku tunggu saja. Mungkin dia lagi sibuk. 

Pukul 15.00 Paulina belum muncul.

Pukul 16.00 kemana sih anak ini.

Pukul 17.00 perpustakaan mulai sepi.

Pukul 17.30 perpustakaan  menggelap. Kudengar langkah gradakan menaiki tangga. Hmmm...mungkinkah ini dia?

Aku sembunyi agar dia tak melihatku. Kulihat seorang gadis berkerudung celingak celinguk seperti mencari seseorang. Apakah itu Paulina ? Sekarang dia berkerudung? Mungkin dia bisa diajak kompromi. Eh...bukankah dia gadis yang biasanya aku goda saat melintas di kampus sastra? 

Kuputuskan keluar dari tempat persembunyian. Kulambaikan tangan memberi isyarat keberadaan. 

Kupandangi gadis berjilbab bunga-bunga ungu itu saat berjalan. Anggun sekali. Dipadu dengan tunik polos warna senada dan celana kain hitam, sangat elegan. Tanpa kusadari jantungku berdegup kencang. 

Paulina, teman masa kecilku ternyata kini tumbuh menjadi gadis jelita yang taat. Sesungguhnya aku akan benar-benar merugi jika menolak takdir indah ini. 


day 17 gtk camp - Paulina 5

POV Joni

Hidupku sampai saat ini bisa dikata bahagia. Aku tak pernah kekurangan harta. Pun juga wanita. Papa bahkan memberiku ATM silvernya, bebas tarik tunai dimanapun kapanpun berapapun. 

"Kamu papa jodohkan dengan putri sahabat papa. Namanya Paulina. Papa dengar dia satu kampus denganmu. Dia kuliah di jurusan hubungan internasional. Carilah dia, bangun awal yang baik. Jangan macam-macam. Papa sudah berhutang banyak pada pak Hartanto, ayah Paulina. Bahkan yang kita dapat hingga detik ini adalah berkat pertolongan beliau." Bak petir disiang bolong saat papa bilang perjodohan. Enteng banget. Tapi efeknya parah banget. Aku tidak bisa tidur semalam suntuk.

"Kenapa aku harus menikah dengannya Pa? Papa tahu kan aku sudah punya pacar? Kalau aku ga mau gimana?" Sebisa mungkin aku layangkan protes ke papa.

"Kalau begitu kamu pilih saja dua option dari Papa. Satu, menikah dengan Paulina, kau menjadi pewaris satu-satunya. Atau kamu pilih pacarmu itu, tapi tercoret dari daftar KK." Keras tapi lembut sekali ancaman papa. 

Aduduh papa ini gimana sih. Demi anak orang rela meniadakan anak sendiri. Padahal aku sudah terlanjur nembak Angela. 

Angela, pacar baruku yang cantik. Aku sudah mengejarnya beberapa bulan belakangan ini. Dia satu jurusan denganku. Lembut dan manja. Benar-benar menggemaskan. 

Paulina? Aku tak tahu apa-apa tentang dia. Dulu pernah waktu masih kecil aku diajak papa ke rumahnya. Om Hartanto orangnya memang baik. Apalagi Tante. Pintar masak dan bikin kue. Anaknya juga ramah. Mainannya banyak banget. Aku sempat ga mau pulang karena sibuk bermain. Tapi itu dulu. 

Aku tak akan melepas Angela begitu saja. Kuraih dengan susah payah kenapa harus kulepas? Tapi bagaimana dengan Paulina? Arrrggg pusing aku dibuatnya.


day 16 gtk camp - Paulina 4

Kupercepat langkah menuju perpustakaan pusat yang mulai menggelap. Sepi sekali. Senja sebentar lagi tumbang di ufuk barat. 

Aku lupa. Benar-benar lupa akan janji dengan Joni. Eh nggak juga sih. Ralat. Dia sendirian yang bikin janji. Bukan aku. 

Kulihat beberapa mahasiswa masih lumayan yang bertahan di lantai 3 perpustakaan. Memang sih kuakui, koleksi perpustakaan lantai 3 ini bagus-bagus. Berbagai referensi bacaan dari level nasional maupun internasional ada disini. Juga koleksi jurnal ilmiah serta majalah luar negeri. Betah deh pokoknya lama-lama disini. Biasanya mahasiswa yang jadi langganan disini ya itu-itu saja. Dan mereka baru akan pulang kalau sudah disemprit pustakawan. Hihihi alias jam layanan sudah berakhir, yaitu pukul 20.00 malam. 

Kemana si Joni ya? Kuedarkan pandangan menyapu rak-rak buku. Diujung sana kulihat seorang pria dengan senyum cengengesannya yang khas. Dia melambaikan tangan memberi isyarat agar aku mendekat. Setengah berbisik dia berkata, "Akhirnya kamu datang juga."

Rabu, 20 Maret 2024

DAY 10 POETRY ONLINE CAMP - ANAKKU

Untuk anakku

Nak, hadirmu adalah wujud kasih dan sayang kami
Sekian bulan sakit di punggung bisa mama lalui
Sekian kilo naik berat badan bukan masalah lagi
Makanan yang bergizi hingga yang tak pernah dikonsumsi 
Puaskan nak, tumbuhlah, sehatlah
Agar kau kuat menghadapi dunia ini

Sebagaimana anak pertama, kau adalah harapan kami
Hadirmu adalah kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri 
Berlimpah kasih sayang dari seluruh keluarga
Berharap kau menjadi insan mulia

Nak, kau adalah contoh untuk adik adikmu
Berikan contoh yang baik
Berikan penghormatan yang baik
Kelak mereka pun akan menjadi baik pula sepertimu



Selasa, 19 Maret 2024

day 15 gtk camp - Paulina 3

Begini rasanya menjadi mahasiswa jurusan ilmu hubungan internasional. Dulu saat masih SMA, aku tak pernah membayangkan kuliah di jurusan HI seperti apa. Waktu mendaftar, kupikir ah ini jurusan yang keren banget. 

Sebenarnya aku tak terlalu menyukai dunia politik. Namun karena sudah terlanjur kecebur di jurusan ini, mau tak mau aku harus mengikuti arusnya. Capek sih, karena aku harus selalu update berita terkini di berbagai belahan dunia. Tapi menyenangkan juga mengingat aku jadi bisa berkeliling dunia tanpa harus datang ke negara nya.

Ting! Notifikasi masuk di ponselku. Ah nomor tak dikenal. Biarin aja deh. Aku kembali sibuk menyiapkan presentasi besok. Kelompokku giliran mendapat tugas menyampaikan makalah tentang studi kasus sistem pemerintahan Palestina. 

Ting! Aku terusik lagi. Ode deh, kubaca pesan WhatsApp ya. 

"Paulina, besok aku ingin kita bicara. Besok siang kutunggu di lantai 3 perpustakaan pusat. Jam 14.  Ini nomorku. Simpan ya. Joni." Bunyi teksnya. 

Ahhh... Dia lagi. Kenapa maksa banget. Besok jam segitu aku masih ada meeting persiapan giat bakti sosial dengan teman-teman HIMAHI. HIMAHI adalah singkatan dari himpunan mahasiswa HI semua angkatan. Ini semacam organisasi mahasiswa intra kampus. Jam 16 baru aku free. Lagian kenapa sih ga nanya dulu aku bisa apa enggak kalo jam segitu. 

Ah bodo amat. Biarin aja. Paling juga mau nggodain aku lagi. Terserah dia maunya apa. 

...esoknya...

Hari yang sungguh berat. Dari pagi padat jadwal kuliah. Tugas bejibun pula. Sudah numpuk menghias papan kecil di kamar kosku, sticky notes warna-warni pengingat tugas pentingku. Warna pink, tugas ppt demokrasi Amerika serikat. Kuning, baca persiapan mata kuliah pemerintahan Jepang era Shogun. Ijo, Bagan sistem pemilu Australia. Minggu depan PTS. Lengkaplah sudah penderitaanku. Huhuhu...mama...aku ingin pulang, kangen. Tapi tugasku masih banyak.

Alhamdulillah presentasi kelompokku tentang sistem pemerintahan Palestina pada masa presiden Yasser Arafat lancar dan sukses. Bahkan dosen mata kuliah  politik dan pemerintahan Timur Tengah memberikan standing applause. Tak sia-sia penelitian studi literatur yang kami lakukan seminggu full ini. Legaaaa rasanya.

Oke lanjut, habis ini rapat HIMAHI. Aku salat dulu saja deh. Takutnya nanti ga keburu. Mumpung sekretariat HIMAHI masih sepi. 

Setelah salat duhur aku segera menuju basecamp nya anak-anak HIMAHI, sebuah ruangan berukuran 3 x 4 yang nyaman, bersebelahan dengan sekretariat himakes, himpunan mahasiswa kesejahteraan sosial. 

Ya, di kampus fisip, fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, pihak fakuktas mewadahi kegiatan mahasiswa intra kampus. Beberapa ruangan sekretariat sejumlah jurusan yang ada di fisip tersedia. Mulai dari HI (hubungan internasional),  KS (kesejahteraan sosial), AN (administrasi negara), adni (administrasi niaga), dan jurusan yang baru dilaunching tahun kemarin, sosiologi. 

Rapat HIMAHI kelar. Aku melirik jam dinding. Jam 15.30. Aku sudah capek banget. Mungkin karena sudah beberapa hari begadang. Kuputuskan segera pulang ke kosan. 

Tidur sebentar membuat tubuhku nyaman. Kayak habis di charge. Kulihat senja di kejauhan sudah datang. Aku bergegas mandi. 

Di tengah mandi, sambil melamun, aku tersadar. Ya ampun, kemarin kan Joni bilang nunggu aku di perpus jam 14. Kupercepat mandi, ganti baju, dan setengah berlari ke perpus pusat. 

Perpustakaan pusat di kampusku baru tutup layanan jam 20 malam. Jadi kalau memang Joni masih menungguku, pastinya dia masih ada disana. 

Kutoleh kanan kiri, mencari si Joni. Sedikit berharap dia masih ada, dan besar harapan dia sudah pulang karena emang tak sebentar aku terlambatnya. 

DAY 9 POETRY ONLINE CAMP - TEMAN TAPI MESRA

Teman tapi mesra

Melaut ribuan imaji
Mengusung rasa yang tak biasa
Samudera luas tak bertepi  
Berlabuh di pantai cerita 

Bersamamu indah baru kutemu
Ramai dalam sunyi
Tawa dalam tangis
Terang dalam gulita
Luas dalam kesempitan
Ringan dalam berat
Menguar lepas. . bebas...

Kau dan dia telah mengikat janji setia
Tapi bersamaku pun kau menjanjikan dunia
Rasa yang berbeda 
Manis yang sempurna 






Senin, 18 Maret 2024

day 14 gtk camp - Paulina part 2

Aku melangkah gontai. Siang ini ada kuliah Politik dan Pemerintahan Asia Tenggara. Aku mempercepat langkah menyusuri koridor kampus sastra, menuju gerbang fisip. Ini adalah jalan tercepat yang selalu kulalui tiap pergi dan pulang kuliah. 

Sssstttt... Sssstttt... 
Aku mendengar suara. Refleks aku menoleh. "Hai sayang," sebuah sapaan menghentikan langkahku.

"Dasar Playboy!" Umpatku saat tahu suara siapa yang menggoda. Siapa lagi kalo bukan si Joni. Ngapain sih dia disini. 

Ups aku lupa. Ini kan kampusnya dia. 

Jam 13 teng! Kelas ramai. Pak Bayu, dosen yang mengampu mata kuliah Asia Tenggara belum datang. Fiyuhhh... Untunglah aku tak terlambat. Pasalnya, dosen satu ini gemar bilang, "Tutup pintu dari luar!" Saat ada mahasiswanya yang terlambat.

"Lina, sini!" Kulihat Arzeta melaimbaikan tangannya, mengajakku duduk bersebelahan. Rupanya dia telah membooking tempat itu. 

"Kamu kenapa cemberut gitu? Masih kepikiran perjodohan mama? Udah deh, terima aja. Joni itu idola kampus sastra loh, kamu tau ga sih?" 

Arzeta ini sahabat atau penggembira bayaran? Bisa-bisanya ngasih masukan kayak gitu. Udah tahu aku benci banget sama cowok tipe kayak Joni. 

"Kamu mau? Bungkus aja!" Balasku sambil berkelakar.

"Serius? Beneran tak ambil loh. Ntar kamu patah hati trus bunuh diri gimana?" Arzeta masih saja ngaco ngomongnya. 

"Selamat siang semuanya!" Tiba-tiba pak Bayu sudah di depan pintu. "Bagaimana kabarnya? Semoga kalian baik-baik saja karena hari ini kita akan ada topik yang seru dibahas, yaitu kasus korupsi yang dilakukan oleh mantan presiden Ferdinand Marcos." 

DAY 8 POETRY ONLINE CAMP - tentang sahabat

Tentang sahabat

Memula perjalanan dengan kalian
Akan selalu kukenang
Bersama kita lalui susah senang
Kita rajut semua penuh ketulusan

Sahabat 
Berpisah dengan kalian bukanlah hal yang kuimpikan
Namun setiap ada pertemuan ada perpisahan bukan

Setiap dari kita akan pergi
Entah bersama ataupun sendiri
Cepat lambat hari ini akan usai
Berganti esok yang kita tak tahu pasti 

Sahabat 
Kenangan kita
Perjalanan masa muda kita 
Jalinan cerita suka duka kita
Tak lekang oleh masa

Sahabat 
Semoga Tuhan nanti mempertemukan kita 
Di kampung surga

Minggu, 17 Maret 2024

DAY 7 POETRY ONLINE CAMP - KEKASIH

KEKASIH 

Saat awal jumpa 
Hati ini langsung bilang cinta 
Padahal kutaktahu namamu siapa
Asalmu dari mana
Perangaimu seperti apa

Tuhan
Apakah dia yang selama ini kusemat dalam doa
Diakah yang Kau hadirkan saat doa dalam hujan 

Awal jumpa dengan sekarang sudah lima tahun jaraknya
Namun mengapa tak sekalipun kau ada rasa
Tak ada kehangatan sapa tiap kita bertatap muka

Saat kudengar kau dengannya 
Aku sangat terluka
Namun entah mengapa membencimu aku tak bisa 
Rasaku masih tetap sama
Dan namamu masih kurangkai dalam doa

Ya Tuhan betapa aku ingin dia
Hanya dia
Hanya dia
Hanya dia

Tuhan 
Jika memang dia bukan untukku
Hapuslah namanya dari hidupku

Aku tak bisa melupakanmu
Tapi aku juga tak bisa mengharapkan mu

Biarkan takdir terangkai
Bila aku yang harus pergi 
Akan kujalani sepenuh hati
Bila dengannya kau bahagia
Kuikhlaskan langkahmu menyandingnya

Satu yang perlu kau ingat
Masih namamu yang lekat 
Tak ada satupun lelaki
Yang sanggup menjadi pengganti






DAY 6 POETRY ONLINE CAMP - MAAF

MAAF 

Aku selalu ingin ucap kata itu
Namun entah kenapa lidahku kelu
Tak sanggup kurangkai saat bertemu
Hanya sanggup membisu

Aku dan kamu belum selesai
Demikian katamu
Tapi aku merasa tak pernah memulai
Jadi kenapa jalinannya kusut masai

Kau memang pernah ucapkan cinta
Namun di hatiku tak ada secuil rasa
Aku berusaha bersikap biasa
Namun kau tak terima

Aku pernah mencoba mengujimu
Sebesar apa cinta itu
Tak bisa kululuskan rasamu
Kau tak sebanding dengan pria lain yang kutunggu

Maafkan aku 
Bagiku kau hanya sebatas teman dekat
Tak bisa lebih meski sekadar sahabat
Dan tak dapat diubah hingga kiamat






day 13 gtk camp - paulina

Paulina mendorong tubuh Joni keras. Minggiiirrrr.... Tuan putri mau lewat!!!
Seketika tubuh Joni oleng, sedetik kemudian, "brukkk!!" 

"Hei lihat-lihat donk kalo jalan!" hardik Joni.

"Eh, tuan putriku toh yang lewat..." Joni semula marah. Namun seketika raut mukamya berubah saat tau siapa yang lewat.

Paulina tak menggubrisnya. Malah ia sengaja. Lagaknya dibuat-buat agar Joni semakin membencinya. Bukan tanpa alasan Paulina bersikap demikian. Pasalnya, kedua orang tua mereka tiba-tiba melakukan perjanjian perjodohan. 

POV Paulina 

"Mamaaa!!! Apa yang mama lakukan??? Perjodohan??? Ini bukan jaman Siti Nurbaya. Aku ga mau menikah sama dia. Ma, aku sama dia ga ada chemistry. Pokoknya gamau. Titik." Remuk redam hatiku mendengar mama menjodohkan aku dengan Joni Danarhadi, putra sahabat ayah. 

"Ayolah anak mama sayang. Joni itu ganteng loh. Udah gitu dia pintar, sopan, dan dari keluarga baik-baik. Paket lengkap, kan?"

Berulangkali mama membujuk. Jurus-jurus rayuan dikeluarkan nya demi meluluhkan hatiku.

Aku kenal Joni sebelum perjodohan ini. Kebetulan aku dan dia satu kampus. Dia fakultas sastra sedangkan aku fisip. Satu kata yang pas buat menggambarkan Joni : playboy. Dan itu not my type.

Aku memang tidak tahu detail bagaimana karakter Joni yang sebenarnya. Hanya dari teman-teman kos yang kebetulan satu kelas dengannya. Dan respon negatif selalu kuterima saat kutanya Joni itu orangnya seperti apa. Sering Gonta ganti pacar lah, kikirlah, cueklah, dan seabreg hal lain yang tak enak didengar telinga.

Mama ini kenapa sih bikin janji sembarangan. Mbok ya di cek dulu kayak apa calon menantunya itu. Iya sih, ayahnya adalah sahabat almarhum ayah. Om Danar memang baik, sopan, dan sabar. Tapi bukan berarti anaknya punya sifat yang sama kan? Dan lagian, ini pernikahan lho, bukan beli duren yang kalo ga enak dijamin uang kembali, ataupun beli tahu bulat yang bisa digoreng dadakan enak.

Prinsipku dari dulu masih tetap sama. Pernikahan itu sakral. Satu kali untuk seumur hidup. Dan oleh karenanya tidak boleh sembarangan memilih laki-laki. Aku bercita-cita memiliki pendamping hidup seperti almarhum ayah. Sayang sekali kenapa sih ayah terlalu cepat pergi. 

Ayah meninggalkan dunia ini saat aku kelas XI SMA karena covid. Ayah tak lagi bisa bertahan karena punya penyakit bawaan asma. Aku dan mama hanya bisa pasrah ikhlas menerima takdir Allah. Perusahaan konveksi yang ditinggalkan ayah kini diambil alih mama. Lebih dari cukup untuk menyambung hidup kami berdua dan biaya aku kuliah. 

Sejak ayah meninggal mama bangkit dari keterpurukan dan segera bertindak tegas mengurus rumah serta perusahaan. Lelah mama hampir tak pernah kulihat. Mama tetap ceria dan selalu penuh semangat. 



Sabtu, 16 Maret 2024

DAY 5 POETRY ONLINE CAMP - IBU

Ibu
Bagaimana kabar ibu
Sedang apa ibu disana
Sudahkah berjumpa bapak

Ibu
Tadi malam aku memimpikan mu
Aku bergelayut di pundak mu
Aku kau ajak sekolah
Ke tempat kerjamu


Jumat, 15 Maret 2024

day 12 gtk camp - sekolahku Almamaterku part 3

Tahun 1995 adalah saat pertama kujejak kaki sebagai siswa di sekolah tercinta. Seragam baru putih abu-abu kukenakan dengan bangga. Aku kini sudah SMA, dewasa.

Kelas x SMA aku pendiam dan duduk di bangku paling depan. Tak banyak cakap, tak banyak kawan. Aku selalu fokus belajar memperhatikan bapak ibu guru di depan kelas. 

Ada satu mata pelajaran yang sedikitpun bisa kupahami. Entah mengapa. Jika kutelisik lebih jauh, apakah karena faktor gurunya? Gurunya terlalu pintar untuk ukuran aku yang bodoh. Penjelasannya tak dapat dimengerti. Jangankan menjelaskan, bicaranya pun tidak kudengar jelas. Aku selalu dapat nilai jelek di raport. Padahal bapakku adalah guru di mata pelajaran yang menjadi momokku. Iyaaa anda benar..  pelajaran fisika !!!

Kelas x aku hanya bisa menduduki peringkat 6. Namun aku masih bersyukur karena masih sepuluh besar. 

Kelas XI tiba. Aku merasa rendah diri karena teman-teman lain seperti nya pintar semua. Jika kelas X aku bertemu fisika, maka di kelas XI aku berjumpa dengan ekonomi, yang gurunya bersuara keciiiilll sekaliiii. Mungkin semut pun bisa DP alat bantu dengar. Hanya disuruh mengerjakan LKS pula. Tanpa dijelaskan sedikitpun. Yaaa sudahlah aku pasrah kemana nasib akan membawaku.

Kelas XII. Tibalah waktunya penjurusan. Oleh wali kelas ku, aku didata masuk ke jurusan IPA. Aku menolak mentah-mentah. Tapi beliau malah berkata kamu ini aneh siswa lain malah minta masuk IPA tapi nilainya tidak cukup. Kamu tinggal masuk saja kok malah pilih IPS. 

Bagaimana bisa aku pilih jurusan IPA jika bertemu fisika saja sudah bikin sakit kepala. Belum lagi kimia dan matematika. Seminggu bisa dua hingga tiga hari bertemu pelajaran yang tak Kusuka. 

Daripada aku darah tinggi di usia muda, aku harus masuk IPS saja. Dan disanalah aku menemukan jiwaku seutuhnya. Tiap hari santai...Senda gurau....serius dikit...belajar lagi... Semua mengalir tanpa beban. Apalagi bertemu dengan teman yang sama vibes nya. 

Kelas XII IPS. Aku menikmati masa indahnya SMA. Pelajaran yang tak aku suka minggir dari peredaran dunia. Ah... benar-benar surga...

Namun dua bulan menjelang kelulusan, ada kabar duka. Matematika tetap menjadi salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional. Alamakkk...hhh...

Teman temanku gerudukan mendaftar PMDK di guru BK. saat kutanya mau daftar jurusan apa, mereka jawab HI aja yuk. Kayaknya jurusannya bagus dan keren. Ya sudahlah, secara gerudukan pula aku dan para besti mendaftar di universitas yang sama. Namun.... Siapa sangka jika ini adalah awal perpisahan kami? Saat pengumuman tiba, hanya nama ku saja yang terpampang lolos seleksi PMDK. 

Akhirnya aku terdampar disebuah kota nun jauh disana. Bapak ibu dan adik-adik mengantarku mendaftar ulang hingga mencari kosan. 

Menjadi anak kos bukanlah hal yang mudah pada awalnya. Rasa takut, kangen rumah, kesepian, selalu menghantui hari-hari ospek. Mau pulang kok jauh dan capek. Kalau tidak pulang kangen. Jadi harus bagaimana donk???  Hanya tangis malam yang bisa meredakan rinduku pada bapak ibu. 

DAY 4 POETRY ONLINE CAMP - TAK ADA KATA KITA

Sekian purnama kita bergandengan 
Sekian lamanya penuh suka duka
Susah senang ditanggung bersama
Aral rintangan kita terjang berdua 

Kini kuputuskan hanya aku saja
Jalan ini sekarang kubuat hampa
Lebih baik sendiri 
Daripada aku sakit hati

Tak kusangka kau membohongi 
Tak kusangka kau tega mengkhianati
Tak tahu ku apa yang kau cari
Bahkan kau masih tak mau akui
Padahal jelas-jelas aku punya bukti
Sudahlah cukup sampai disini



Kamis, 14 Maret 2024

day 11 - sekolahku Almamaterku part 2


Sekolahku Almamaterku 2 

Cerita duka bermula dari rumah jamur. Eh, bukan duka ya, kok ga pas rasanya kalo dibilang duka. Mungkin lebih pas dikata pengabdian. 

Tahun 2009, tepatnya setahun setelah saya menginjak bumi almamater, saya diberi amanah sebagai pembina Pokja jamur. Pokja satu ini bisa dikatakan satu-satunya Pokja yang paling produktif menghasilkan produk dibanding Pokja yang lain. 

Menjadi pembina Pokja jamur bukan hal yang mudah. Rumah jamur yang kosong, harus disiapkan dulu kelembapannya agar nanti saat bag log (media tanam) jamur tiram datang, mereka tidak kepanasan. Bagaimana caranya? Mengaliri lantai pasir dengan air secara rutin setiap hari pastinya. Saat pergantian jam mengajar, saya sempatkan ke rumah jamur sekadar untuk memindah posisi selang air. Sebelah kiri sudah cukup, sekarang ganti sisi kanan. Begitu seterusnya. 

Memasuki rumah jamur sepatu harus dibuka, ganti alas kaki memakai terompah. Mengapa? Karena lantainya yang berpasir penuh air, jika tak pakai terompah, maka sepatu akan basah dan kotor.

Kembali ke tahap selanjutnya. Berikutnya adalah pemesanan bag log. Sekolah kami tidak membuat sendiri media tanam karena keterbatasan alat. Namun saya tetap memberikan penjelasan kepada siswa yang tergabung dalam Pokja jamur, dulu siswa ekstra kir, tentang teori pembuatan media tanam tersebut. Saya menghadirkan guru biologi yang kebetulan punya usaha rumah jamur di rumahnya. 

Beberapa hari setelah pemesanan, bag log pun datang. Saya dan anak-anak berjibaku mengusung bag log dari mobil pickup menuju rumah jamur dan menatanya di rak-rak jamur. Masih saya ingat waktu itu antusiasme anak-anak saat membantu karena gorengan dan es teh sekontainer besar telah menanti. Lalu saya juga mengajak makan dikantin setelah selesai gawe.

Setelah bag log datang, tiap hari saya juga harus tetap menjaga kelembapan. Semua berlangsung hingga 3-4 Minggu, menunggu micellium tumbuh. Saat seluruh permukaan bag log tertutupi micellium yang berwarna putih maka ujung kapas siap dibuka. Jamur siap tumbuh. 

Seminggu setelah kapas dibuka, muncullah bayi-bayi jamur yang lucu dan imut. Tiga hari kemudian, jamur tiram sudah tumbuh sebesar telapak tangan. Warnanya putih segar. Tergantung cuaca juga sih sebenarnya. Musim hujan seperti ini cocok banget untuk pertumbuhan si jamur.

Waktunya panen, waktunya kerja. Jam mengajar yang padat membuat saya tak kewalahan memanen jamur tiram. Meskipun sudah dibantu pesuruh, tetap saja tak bisa mengatasi, apalagi kalau sudah panen raya. Pernah saat seharian jam kosong, waktu itu ada ujian, saya kebetulan tidak menjadi pengawas, saya panen jamur dari jam 7 hingga sore jam 3. Wah...wah...capek ga sih???

Memanen jamur tidaklah sesederhana yang dipikirkan. Mulai dari memetik, membuang bonggol dengan cara mengguntingnya, lalu menimbang, memasukkan ke plastik, menyealer, memasukkan label, menyealer lagi. Itu untuk per 200 gram nya. Saat panen raya, jamur bisa sampai 2 bak besar. Mangkanya, hingga jam 3 sore belum kelar. Apalagi kerja sendirian. Alamakkk...

Selesailah??? 
Belum donkkk...
Masih ada tahap berikutnya yaitu pemasaran. Saya harus putar otak bagaimana caranya semua jamur itu laku. Saat ada siswa jam kosong, saya datangi kelasnya. Saya ajak beberapa siswa untuk membantu menjualkan jamur door to door ke kelas-kelas. Sementara anak-anak jualan, saya kembali ke rumah jamur melanjutkan panenan. Alhamdulillah saya rata-rata mengajar siswa di kelas X, yang lokasinya dekat rumah jamur. Hal ini membuat anak-anak mudah saya minta tolong untuk memasarkan, meskipun ada sedikit bagi hasil. Yang penting laris.

Tak jarang, saat liburan, tak ada satupun orang yang datang ke sekolah. Padahal panen jamur melimpah. Akhirnya semua jamur itu saya yang memanen sendiri, saya beli sendiri, saya bagikan ke tetangga. Dan ini berlangsung selama 13 tahun. Bayangkan, tiga belas tahun pengabdian dinrumah jamur.

Kenapa tidak dipiket dengan siswa? Yaaa.... Yang namnya anak-anak, apalagi liburan sekolah, kadang ada yang datang, kadang tidak. Lebih sering tidak malah. Nasib...oh...nasib...

Saat liburan kadangkala beberapa guru yang sedang piket ikut menemani dan membantu. Juga sahabat-sahabat yang tahu lagi dimana saya, pasti akan langsung menuju ke rumah jamur di pojok bangunan sekolah yang terpencil itu. 

Tantangan baru untuk inovasi produk jamur pernah saya lakukan. Saat itu saya bekerja sama dengan seorang teman yang punya usaha pentol. Saya meminta tolong padanya untuk dibikinkan pentol jamur. Alhamdulillah dia bersedia membantu. Saat menjual pentol, teman ini juga berbaik hati membuatkan saus kacang. Saya sangat bersyukur karena sudah dibantu. 

Menjual pentol saus kacang pun ternyata tidak sesederhana yang saya kira. Beruntung teman yang lain mau membantu menjualkan di tempatnya berdagang. Satu biji pentol atau tahu pentol harga nya 500 rupiah. Dengan bumbu saus kacang, anak-anak berebutan membelinya. Alhamdulillah..

Namun dibalik larisnya pentol jamur, saya juga menerima hujatan yang tak kalah pedasnya. Ada yang bilang, kalau anak-anak makan pentol jamur nanti bisa gagal ginjal karena tak ada minumnya. Hujatan lain pun datang silih berganti bertubi tubi. Yang kusesali, semua hal negatif itu datangnya justru dari para pejabat. Ya Allah padahal saya tidak ambil keuntungan sepeserpun dari sana. Selama itu pula tidak ada yang namanya honor pembina Pokja. Saya hanya mencoba bagaimana cara agar jamur yang tidak terjual di hari itu, dapat disimpan dengan aman tanpa takut basi. Jika disimpan berupa pentol, maka di freezer dia akan aman hingga berminggu-minggu Minggu.

Inovasi produk yang lain pernah saya coba pula. Beruntung saat itu ada teman yang resign dari pekerjaannya sehingga saya bisa minta tolong untuk dimasakkan nasi bakar jamur. Awalnya laris. Namun kembali lagi jika tidak habis maka saya harus membelinya sendiri karena nasi bakar tak bisa disimpan di freezer. Beda dengan pentol. 

Ada lagi inovasi pepes jamur yang lumayan mendapat tempat di hati konsumen. Namun sama. Jika tidak habis maka kembali ke pasal semula. 

Jika saja saya tidak ingat pada almamater, sudah saya tinggalkan pekerjaan yang tidak ada uangnya itu. Namun saya tetap tidak tega, tidak bisa meninggalkan bayi-bayi jamur yang lucu. Mereka sudah seperti anak saya sendiri. Sampai pernah suami berkata, ya kamu harus tega, sampai kapan kamu akan disana, suruh ganti orang lain saja. 

Pelajaran yang bisa saya ambil selama 13 tahun tak bisa saya beli dimanapun. Disana saya belajar arti kesabaran, pengorbanan, sendirian, manajemen pemasaran, wirausaha, inovasi, dan masih banyak lagi. 





DAY 3 POETRY ONLINE CAMP - SELAMAT JALAN KAWAN

Selamat jalan kawan

Kawan... Hari ini kau pergi 
Bisa jadi giliranku esok hari
Hai diri 
Sadarkah kita ini sedang mengantri

Tak kudengar sakitmu
Tak kulihat rintihmu
Diwajahmu hanya ada ceria
Kau hadapi hidup dengan tawa

Kawan...maafkan aku jika ucapku sempat menyakitimu
Maafkan aku jika jika sikapku penyebab laramu

Kawan...aku hanya bisa berdoa
Semoga Tuhan ampuni segala dosa
Semoga semua amal diterima
Semoga lapang kuburmu disana
Semoga terang jalanmu menujuNya

Kawan...sampai jumpa 

#inmemoriambagoetsmapuri


Rabu, 13 Maret 2024

day 10 - Sekolahku Almamaterku Pengabdianku ibadahku 1

Sekolahku Almamaterku Pengabdianku ibadahku

Time flies. Demikian pepatah berkata. Enam belas tahun sudah saya kembali ke sekolah tercinta. Kali ini bukan untuk jadi siswa, tapi menjalankan tugas sebagai abdi negara. 

Banyak warna yang tertoreh sejak saat injakan kaki ini dimulai. Suka, duka, tawa, datang silih berganti. Semua harus saya lalui karena itu jalan hidup yang digariskan ilahi. 

Cerita bergenre suka diantaranya datang dari teman-teman seperjuangan di lembaga ini. Tak bisa saya pungkiri, saya tak bisa hidup sendiri. Mustahil saya tak punya teman dekat sekadar untuk berbagi persoalan hidup yang kadang terasa berat. Saya juga tak mungkin tak punya sahabat. Teman memang banyak. Namun yang bisa dipercaya tidak semuanya. 

Setelah sekian lama melihat peta karakter, akhirnya saya memutuskan, kepada siapa saya bisa bercerita banyak rahasia. 

Saat kami berkumpul bersama, waktu berlalu sedemikian cepatnya. Ejekan, dukungan, musuhan, bahkan banjir air mata pernah kami rasakan. Apalagi kalau bertemu, pasti seru.  

Bagi saya, semua hal yang terjadi adalah pelajaran dari Allah untuk mendewasakan diri. Menjadi lebih bijak, lebih memahami hidup, dan selalu berusaha menebar hal baik.

Saya selalu bersyukur Allah menghadirkan mereka dalam hidup. Tanpa adanya sahabat-sahabat, saya tak akan bisa sekuat ini. 

Terima kasih besti

DAY 2 POETRY ONLINE CAMP - RINDU

RINDUKU 

Andai bisa kusibak waktu
Kuingin kembali dimasa itu
Saat dimana aku hanya satu
Tak ada yang lain selain diriku

Teriakanmu
Marahmu
Sayangmu
Diammu

Kini semuanya sudah tak ada
Kemana kuharus mencarinya
Bahkan sosokmu pun tiada
Hanya dalam mimpi bisa jumpa

Saat rindu mendera
Pada siapa melabuhkannya
Tanah makammu sudah rata
Namun kau tak pula disana

Mungkin pada angin 
Bisa kutitip rindu yang menggebu

Mungkin pada awan
Bisa kukirim bait cinta panjang

Mungkin pada hujan 
Bisa kusemat kasih yang belum usai

Mungkin rembulan 
Bisa menolongku berjumpa dengan mu





Selasa, 12 Maret 2024

DAY 1 POETRY ONLINE CAMP - TENTANG KAMU

Tentang Kamu 

Sesal tercipta
Saat kau bilang tak ada kata "kita"
Mengapa
Setelah ada rasa sekian purnama 

Aku tak pandai merakit kata
Isi hatimu kubalas senyum biasa
Aku tak beri jawab juga
Namun sebenarnya rasaku sama

Kamu adalah yang pertama
Di hatiku saat itu kaulah rajanya
Hariku penuh bunga
Hanya indah dunia kurasa

Namun setelah sekian purnama
Tiba-tiba kau kata sudah punya
Entah perempuan mana
Dan aku mulai gila

Kehilanganmu sama dengan mati
Duniaku jadi sepi
Gelap buram tak ada arti
Namun aku harus relakan kau pergi





day 9 - operasi Caesar


Pilih mana : melahirkan normal ataukah operasi Caesar ?

Melahirkan secara normal saya lalui pada anak pertama dan kedua. Sakitnya melahirkan itu ibarat seribu kali mulesnya orang sakit perut biasa. Dan mules itu cuma awal. Bayangkan. Cuma awal!!! Alias hanya bukaan satu. Padahal jumlah nya sepuluh!!! Bayangkan. Seribu mules cuma bukaan satu. Jadi kalo ditotal, saat bayi keluar, sepuluh ribu mules harus dilalui dulu. Masyaallah...

Pantas saja jika seorang ibu meninggal dunia saat melahirkan diganjar surga. Allah benar-benar sangat adil. Perjuangan hidup dan mati  seorang ibu melahirkan amanah yang dititipkan Allah padanya. 

Saat sepuluh ribu mules telah dilalui, artinya pintu lahir telah terbuka secara sempurna. Dan perjuangan itu belum selesai sodara-sodara!!!
Sang ibu masih harus mengejan sekuat tenaga. Ambil nafas, mengejan. Ambil nafas, mengejan. Begitu seterusnya hingga si bayi nampak kepalanya dan meluncur keluar ditangkap dokter atau bidan yang membantu persalinan.

Selesai??? Belum. Pasca bayi keluar, dokter akan memasukkan tangannya ke dalam rahim untuk mengeluarkan sisa-sisa darah atau kotoran lain yang masih ada. Korah-korah ? Ampun dah. Ledeh banget rasanya sudah itu bagian bawah. 

Selesai??? Beluuummm... Kok suweee... Iya emang...
Kini saatnya penjahitan. Robekan yang amba tadi kemudian dijahit. Sriwing- Sriwing ngilu rasanya. Dan itu mengapa dijahit sudah tak lagi sakit??? Mungkin karena tak sebanding dengan sepuluh ribu mules tadi.

Yupp...selesai. 
Alhamdulillah... Sehat dan selamat  ibu serta bayinya. 

Anak ketiga. Giliran melahirkan normal tak mungkin dilakukan. Tekanan darah tinggi yang tak pernah mau turun membuat dokter tak mau beresiko memberi ijin melahirkan normal. 

Oke fix. Harus operasi Caesar. Siapkan dana. Karena biaya operasi Caesar tidak semurah melahirkan normal.

Belum sembilan bulan usia kandungan saya tapi perut kok sudah mules ya. Cek ricek pake tisu ternyata sudah pendarahan. Panik banget. 

Setelah cek ke dokter kandungan, dia bilang si bayi lagi stress. Ditahan dulu ya Bu, bayinya. Jangan boleh keluar. Lohhhh... Mana bisa ditahan??? Hallooo siapa bisa nahan buang air besar hayooo???

Oke fix. Habis jumatan operasi. Tapi tekanan darah harus normal dulu. Bagaimana cara nya ?
Mbak suster kasih cairan penurun tekanan darah. Rasanya???? Panassss menjalari seluruh tubuh. Kayak dibakar. AC ruangan yang dingin saya bilang mati, tolong dihidupkan. Mungkin rusak. Padahal orang lain kedinginan.

Habis dokter jumatan, saya digeledek masuk ruang operasi. Alfatihah dan istighfar terusss. Takut nanti kenapa-kenapa. 

Bu, membungkuk melungker peluk Bantal ya. Tulang belakang disuntik bius. Cussss...
Sesaat kemudian, perawat nyubit2 kaki. Eh ngapain sih mbak nya? Ternyata....ngecek reaksi bius. 
Saat kaki sudah tak ada rasa. Dimulailah Caesar itu. Saya ga tau detailnya karena tak mati rasa. Bius separuh badan. 

Ok sudah selesai. Duh enak banget ya kalo SC itu. Ga sakit sama sekali.

Ibu hari ini harus latihan duduk dan jalan ya. Siap suster. 

Saat mencoba duduk. Wdidawwww kenapa sakiiitttt banget nyeriiii di jahitan perut... Alamakkkk 
Apalagi dipakai jalan. Ke kamar mandi saja, saya perlu waktu lima menit. Padahal itu kamar mandi ada di dalam kamar lohhh. Perut rasanya mau jatuh semua isinya. Usus dan lainnya berasa berebutan mau jebol. Luar biasaaaa ...

Jadi kesimpulannya, baik itu normal ataupun Caesar, keduanya sama-sama sakit sodara-sodara... 

Cuma bedanya, kalo secara normal sakitnya sebelum bayi keluar. Kalo SC, setelah bayi keluar.

Kalo disuruh milih, mending yang normal saja deh.... Soalnya, durasi sakitnya lebih singkat. 

Meskipun demikian apapun cara melahirkan nya, tetap wajib dijalani sepenuh hati. Jangan sampai tak mau memilih, kasihan bayinya mosok didalam terus... Hihihi




Senin, 11 Maret 2024

day 8 - Jelang Ramadhan di makam bapak dan ibu


Jelang Ramadhan di makam bapak dan ibu

Sore yang cerah setelah seharian mendung. Aku dan adikku, juga para keponakan, nyekar ke makam bapak dan ibu. 

Makam bapak dan ibu berdekatan. Alhamdulillah memudahkan kami untuk berkumpul berdoa bersama. 

Sudah 8 tahun bapak pergi meninggalkan dunia ini. Sedangkan ibu baru 3 tahun yang lalu. Lama banget rasanya. 

Puasa dan hari raya tanpa ada orang tua di sisi kita adalah suatu hal yang menyesakkan dada. Setelah salat idul Fitri apalagi. Kebiasaan sungkem dengan bapak ibu kini sudah tak lagi ada. Rasanya hampa. Bagai anak ayam kehilangan induknya. Saat adik-adik dan para keponakan berkumpul pun, loading sejenak, seperti ada yang kurang. 

Bapak dan ibu bagiku adalah dua pribadi dengan sifat berkebalikan. Keduanya saling melengkapi. Selalu ada hal positif dari beliau berdua yang bisa dijadikan panutan. 

Bapak selalu mencontohkan salat wajib yang tepat waktu dan berjamaah dengan ibu. Juga saat salat tahajud di malam hari. 

Sedangkan ibu selalu tersenyum, penuh kesabaran, dan tak pernah pelit uang. 

Bulan puasa biasanya ibu mengajakku belanja kebutuhan lebaran. Mulai dari baju baru orang serumah, hingga persiapan kue-kue hari raya. Belanja dengan ibu aku bisa minta apapun keinginanku. Ah... Aku jadi kangen ibu. 

Semoga bapak dan ibu bahagia di sisi Nya

Minggu, 10 Maret 2024

day 7 - Mbah Kakung part 2



Cerita baru tentang Mbah Kakung hari ini kudapat dari Bulik. 

Sedikit rasa penasaranku terjawab. Mengapa sih Mbah Kakung di jaman segitu, era penjajahan Belanda, kok punya pikiran naik haji?

Karena Mbah Kakung itu mondok sejak kecil hingga menikah. Ibunya meninggal sejak Mbah Kakung masih kecil. Petak sawah yang diwariskan padanya disewakan. Uangnya untuk biaya mondok. Subhanallah. Salut banget buat Mbah Kakung ku. 

Mbah Kakung mondok hingga usia 40 tahun. Setelah itu menikah dengan Mbah Putri yang usianya baru 14 tahun. Wowww jarak usia yang sangat fantastis. Pantas saja Mbah Kakung ngemong. 

Hasil pernikahannya juga cukup fantastis. Setiap dua tahun sekali, Mbah Putri hamil. Tiga belas jumlah anaknya kalau dihitung. Dan Mbah Kakung yang siap siaga momong semua anaknya, selain pergi bekerja di sawah. 


Sabtu, 09 Maret 2024

day 6 - Mbah kung


Mbah Kung

Namanya Mbah haji Abdul Chamid. Begitu  banyak orang menyebutnya. Sebenarnya aku tak begitu tahu banyak cerita tentang Mbah Kakung. Hanya beberapa saja. Itupun secuil demi secuil kudapat dari pakde bude paklik dan Bulik. 

Mbah kung dikenal sebagai pribadi yang sabar, juga tak banyak bicara. Berbeda dengan Mbah Putri yang banyak omong, cerewet seperti kebanyakan kaum perempuan lainnya. 

Mbah Kakung sudah melaksanakan haji sejak jaman Belanda. Aku bertanya ke bulik, bagaimana bisa Mbah Kakung yang seorang petani desa naik haji. Apalagi jaman dahulu naik haji itu bagaikan pergi yang tak bisa diharapkan kembali. 

Mbah Kakung dulu bertani bawang merah. Saat panen, harganya sangat tinggi, karena waktu itu tak banyak orang yang bertani bawang merah. Akhirnya Mbah Kakung bisa naik haji.

Aku bisa membayangkan Mbah Kakung naik haji saat membaca novel Tere Liye yang berjudul rindu. Dalam novel tersebut dikisahkan perjalanan tokoh utama saat menjalankan ibadah haji di era penjajahan Belanda. Naik hajinya tidak pakai pesawat seperti sekarang. Tentu saja. Tapi naik kapal laut!!! Sebulan perjalanan berangkat terombang-ambing dilautan lepas. Hanya beberapa kali saja singgah untuk bongkar muatan dan mengisi bahan bakar. Kapal melaju mulai dari Sulawesi, menuju pulau Jawa, menyeberang selat lalu menyisir pulau Sumatera. Kemudian lanjut menuju pesisir India hingga tiba di tanah suci.

Bagaimana jika ada salah satu awak kapal yang meninggal dunia ditengah perjalanan? Yaaa... Diceburkan kelaut!!! Sebelumnya jenazah dimandikan, dikafani, dan disalati seperti biasa. Sebelum diceburkan kelaut, jenazah diberi alat pemberat agar tenggelam dilautan, tidak mengambang lagi. Mendebarkan. Mengharukan.

Kembali ke kisah Mbah Kakung. Tak seorangpun menyangka setelah tiga bulan lebih menunaikan ibadah haji, Mbah Kakung kembali. Aku menyesal kenapa aku tak pernah berjumpa dengan beliau dan bercakap-cakap tentang masa lalu. Pasti seru sekali. Aku selalu penasaran bagaimana rasanya hidup di era penjajahan Belanda dan Jepang.

Cerita lainnya. Mbah Kakung dan Mbah Putri ternyata saudara sepupu!!! Mbah Kakung adalah anak kakak tertua, sedangkan Mbah Putri adalah anak adik termuda. Usia mereka terpaut jauh. Itulah mengapa Mbah Kakung sangat ngemong Mbah Putri.

Menjelang meninggal, Mbah Kakung tidak menunjukkan tanda-tanda apa-apa. Malam itu bersiap tidur seperti biasanya. Dan tiba-tiba meninggal begitu saja pagi esok hari.

Semoga Mbah Kakung dan Mbah Putri dirahmati Allah dan diberikan tempat terbaik disisiNya 

Jika ada cerita lain tentang Mbah Kakung akan kutambah dilain waktu.




day 5 - adikku

Adikku

Pakai baju merah dan beruban banyak. Semua orang mengira dia kakakku. Mungkin karena uban. Siapa yang paling banyak ubannya berarti paling tua. Padahal dia sebenarnya adikku yang paling bungsu. 

Dulu, saat kami masih kecil, adikku yang satu ini paling resekkk. Mentang-mentang paling kecil, selalu dilindungi bapak sama ibuk, dia seenaknya sendiri. Selalu minta memanglah pokoknya. 

Jarak usiaku dengannya bisa dibilang lumayan jauh, delapan tahun. Jadi aku sering disuruh momong, ngajak bermain, ngawasi, dan seabrek suruhan-suruhan lainnya yang membuatku tak bisa bermain dengan teman-teman sebayaku.

Pernah dulu dia hampir aku cekik saking jengkelnya, tapi aku lupa karena masalah apa. Yang jelas bapak ibuk sedang tak dirumah. Dia merengek minta apa dan aku tak mau mengabulkan permintaanya. 

Bapak ibuk dulu sangat memanjakannya, menurutku. Karena waktu aku sekecil dia, tak pernah dituruti apa mauku. Tapi eh giliran dia seusiaku, loss gass gapake ini itu langsung iya. 

Sampai dia besar, dia masih tidur bareng bapak ibuk. Kalo ga dikeloni ibuk dia ga bisa tidur. Ah dasar anak mama. 

Ibukku juga bisa sabar banget sama dia. Pernah waktu dia ngamuk dijalan minta sesuatu tapi belum dibelikan, jilbab ibuk ditarik sampai lepas. Malu donk dilihat orang. Tapi ibuk lho ga marah. Duh, cobak kalo aku yang merengek, pasti tambah ajur mumur dikabyuk ibuk, ditambah bapak kalo dilapori kenakalanku.

Adikku ini pemalas sekali aslinya. Tapi tak cuma dia. Adikku yang lain dan kakakku sebenarnya sama saja. Tak mau pekerjaan rumah. Tapi aku maklum saja, saat itu dia SMA, banyak kegiatan yang menyita waktu hingga pulang ke rumah hanya untuk makan dan tidur.

Adikku ini ga pernah belajar. Kalo malam, dia memang sih buka buku semacam orang belajar, sambil tengkurap. Tapi tak sampai sepuluh menit dia pasti sudah ngorok ngiler pisan. Tapi harus aku akui meskipun dia ga pernah belajar, dia selalu rangking atas. Mungkin ini yang namanya kecerdasan given. 




Kamis, 07 Maret 2024

day 4 - TRIAL and ERROR



Trial and ERROR

Satu hal yang paling saya sukai saat mengajar adalah saya bisa membuat mereka asyik beraktivitas dan berdiskusi dengan teman sebaya nya. 

Hari ini saya mencoba ide baru dalam materi terkait action verb dan thinking verb pada teks hortatory exposition.

Ide ini saya beri nama "sobek dan tempel."

Pada pertemuan sebelumnya, peserta didik telah mendapat penjelasan terkait language feature action verb dan thinking verb. 

Di pertemuan berikutnya, saya siapkan masing-masing kelompok 2 kertas HVS beda warna, double tape kecil, dan selembar list verb acak.

Setelah membagi siswa menjadi 9 kelompok, saya meminta mereka mengelompokkan verbs yang diberikan, dengan cara menyobek tiap kata, dan mengelompokkan nya serta menempel nya pada kertas HVS warna.

Kemudian dibahas bersama, kata mana saja yang termasuk action verb, dan kata mana yang termasuk thinking verb.

Seruuu banget. Mereka saling berdebat menentukan jenis kata kerja tersebut masuk kelompok mana.

Ok fix. Metode Sobek dan tempel akan saya masukkan dalam varian pembelajaran saya. 

Rabu, 06 Maret 2024

day 3 - JALAN HIDUP


JALAN HIDUP

Pagi yang cerah. Awan tak terlihat barang selembar pun. Burung-burung riuh beterbangan memenuhi langit. Asap kapal Weltevreden mengepul, meredam suara tangis Dolly Zegehvien. 

Dolly tahu, paham benar, bahwa ini adalah kesempatan terakhirnya bertatap muka dengan keluarga tercinta. Sesaat lagi, kapat Belanda ini akan membawanya menuju Indonesia.

Hindia Belanda yang berjarak ribuan mil dari Eropa ini tak hanya mampu menawan hatinya. Pesona negeri lelaki yang menjadi kekasihnya ini bahkan mampu mengubah tanah air dan tumpah darah nya menjadi warga negara Indonesia.
 
Bersambung.  

Selasa, 05 Maret 2024

day 2 - memahami karakter


Belajar Memahami Karakter

Setiap dari kita adalah guru, dan setiap guru harus belajar.

Pelajaran berharga kali ini datang dari salah satu siswa yang acap kali dianggap lakon dikelasnya.

Sebut saja namanya Adam. Saya mengajar di kelas si Adam baru di kelas XI. Awalnya sempat kaget pake banget. Kok ada ya murid model seperti ini? Hampir di setiap jam mapel saya dia selalu tidur. Baju selalu dikeluarkan, tidak pakai sepatu, dan tingkah polah nya yang lain sempat membuat saya naik pitam, namun selalu tertahan.

Satu semester berjalan tidak ada perubahan. Saya pun tak kehabisan akal. Saya putar otak agar tempat duduknya tak lagi di bangku belakang. Juga memisahkan dia dengan dua teman bestinya. 

Kutemukan cara duduk sesuai nilai ulangan harian. Walhasil, si Adam ini duduknya di depan, dekat meja guru. Lega lah saya bisa memantau perkembangan nya. 

Satu bulan berlalu hingga keputusan mengatur tempat duduk model itu tak terlalu bermanfaat. Siswa yang duduk di depan, saat bertanya, tak bisa mendapat jawaban yang memuaskan karena teman duduk di dekat nya setali tiga uang kemampuannya. 

Sharing singkat dengan seorang teman sejawat membawa saya untuk mengubah pola tempat duduk yang berbeda pada ulangan berikutnya. Nilai terendah sebangku dengan nilai tertinggi, dan seterusnya. Hasilnya belum terlihat karena masih dalam proses. 

Namun pada intinya saya menemukan beberapa hal. 
Satu, bahwa memahami karakter siswa itu sangat penting. Siswa dengan sikap yang nyeleneh, biasanya adalah bentukan pola asuh dari keluarganya di rumah.  Seperti apa dia, seperti itu jugalah orang tuanya. Tak bisa kita mengubah dia dalam satu malam.

Dua, siswa yang sering melanggar aturan sekolah, biasanya adalah siswa yang di rumahnya tak ada rasa nyaman penuh kehangatan dan kebahagiaan. Akhirnya, mereka mencari perhatian di sekolah dengan cara mereka sendiri, mencari gara-gara.

Tiga, siswa merasa tidak punya passion di mapel yang kita ampu. Akhirnya bermalas-malasan dan tidur. 

Empat, gurunya monoton. Tidak punya usaha / greget membuat media / materi / model kreatif yang menambah semangat belajar.






Senin, 04 Maret 2024

day-1 Mereka yang tak ada namun masih ada


Mereka yang telah tiada namun ada


Adalah sebuah tradisi di keluarga saya menjelang bulan Ramadhan, yaitu nyekar. 

Nyekar, berkunjung ke makam orang tua / kakek nenek / buyut / saudara yang telah meninggal, bersama dengan seluruh keluarga, rutin kami lakukan. Bukan hanya ikut-ikutan orang-orang, tapi kami khawatir jika anak-anak tak dibiasakan sejak dini, mereka tak akan tahu dan mengenal nenek moyang nya.

Bagi sebagian orang mungkin nyekar adalah hal yang biasa, karena ya hanya itu-itu saja ritualnya. 

Tapi bagi saya, nyekar di keluarga mertua sungguh bukan hal yg biasa. Melainkan perlu persiapan fisik yang kuat. 

Keluarga mertua saya dimakamkan di pemakaman umum di Surabaya. Tepatnya di pemakaman dukuh  Tembok dan Asem Rowo. 

Makam di Surabaya selalu padat, beda dengan pemakaman di desa yang masih jarang-jarang dan ada jaraknya. 

Saking padatnya, mungkin mereka bisa saling bertanya saat malaikat Munkar dan Nakir bertanya di alam kubur sana, kayak anak-anak ulangan semester. 

Pemakaman di Surabaya tidak ada larangan untuk mengkijing atau memberi bangunan permanen penanda makam. Walhasil, keluarga yang empunya makam saling berlomba memasang kijing seenaknya. Ada yang disemen biasa, ada yang dimarmer, atau porselen. Bahkan ada yang dipagari besi malah. 

Tinggi kijing juga berbeda-beda. Ada yang biasa, agak tinggi, dan tinggi banget. 

Akhirnya, saat saya dan keluarga menuju ke makam yang berada di tengah kuburan, kami harus loncat dari satu kijing ke kijing yang lain. Dari kijing rendah ke tinggi, dari tinggi ke tanah, dan seterusnya hingga tiba ke lokasi makam yang dituju. Berkeringat sudah pasti. Senam jantung sehat, anggap saja demikian. Mungkin seharusnya dinas pemakaman mengeluarkan aturan yang tidak merugikan para peziarah, misalnya tidak boleh pasang kijing, atau cukup batu nisan saja sebagai penanda. 

Kalau makam para leluhur tak didatangi rutin setiap tahunnya, bisa dipastikan akan hilang. Mungkin ditumpuk dengan jenazah lain. 

Bagi sebagian orang, mereka yang sudah meninggalkan dunia ini cukup dikirimi doa saja, itupun sudah cukup. Tapi bagi saya dan keluarga, ziarah makam adalah salah satu cara mengingat mereka yang sudah tak ada, namun sebenarnya mereka masih ada, terlebih dalam hati kita.